Jakarta –
Read More : Helikopter Wisata yang Jatuh di Bali Tarifnya Mulai Rp 2 Juta
Kecelakaan yang melibatkan bus wisata yang membawa siswa SMK di Depok menarik perhatian dunia. Media internasional meliput insiden fatal tersebut.
Judul berita AFP pada Senin (13 Mei 2024) berbunyi: “Setidaknya 11 orang, sebagian besar pelajar, tewas dalam kecelakaan bus karena remnya blong, kata polisi.”
AFP menyoroti sejarah lengkap kecelakaan itu, berdasarkan pernyataan Kepala Humas Polda Jabar Kompol Julius Abraham Abbast. Media Paris juga mengungkapkan, kecelakaan fatal kerap terjadi di Indonesia akibat buruknya perawatan kendaraan.
Dua kecelakaan maut lainnya yang dilaporkan AFP adalah kejadian Granmax tahun 2024 saat bertabrakan dengan bus saat melaju melawan arus Tol Jakarta-Skipak saat mudik Idul Fitri, dan kejadian tahun 2021 kecelakaan bus wisata Tabrakan Pancak Bogor. Sebuah parit.
“Kecelakaan lalu lintas yang fatal sering terjadi di Indonesia, di mana kendaraan sering kali sudah tua atau tidak dirawat dengan baik dan peraturan lalu lintas sering diabaikan. Bulan lalu, sebuah mobil bertabrakan dengan bus dan mobil lain di jalan raya yang sibuk di ‘barat’, menewaskan sedikitnya 12 orang. orang.Tabrakan terjadi di Pulau Jawa saat banyak orang merayakan Idul Fitri bersama kerabat di penghujung Ramadhan,” lapor AFP.
Selain AFP, Associated Press (AP), sebuah organisasi berita nirlaba yang berbasis di New York City, dan media Amerika lainnya The New York Times telah menyoroti kecelakaan lalu lintas di Indonesia, yang standar keselamatannya dianggap buruk. .
“Karena standar keselamatan dan infrastruktur yang buruk, kecelakaan lalu lintas sering terjadi di Indonesia. Tahun lalu, sebuah bus wisata yang hanya seorang pengemudi menabrak papan reklame di jalan raya Jawa Timur, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 19 lainnya. 2021 Tahun 2017 , sebuah objek wisata di resor pegunungan Puncak di Provinsi Jawa Barat jatuh ke dalam ngarai setelah remnya blong, menewaskan sedikitnya 27 orang dan melukai 39 lainnya,” tulis Associated Press.
Diketahui, kecelakaan bus wisata terjadi pada Sabtu (11/11) saat rombongan SMK Linga Kenkana Depok sedang berpamitan dengan pihak sekolah.
Kabid Humas Polda Jabar Gone mengatakan, “Bus Trans Putera Subuh AD-7524-OG sedang melaju di jalan rendah dari selatan ke utara saat berbelok ke kanan dan bertabrakan dengan mobil Feroza dari arah berlawanan.” Abraham Abst.
Bus oleng ke kiri, menyilang ban kiri, terbalik dan menabrak tiga kendaraan roda dua yang parkir di bahu jalan, ujarnya.
Bus berhenti setelah menabrak tiang di bahu jalan Sapon-Bandung, tambah Jules.
Kabar terkini, jumlah korban tewas akibat kecelakaan tersebut bertambah menjadi 11 orang, dan puluhan orang luka-luka. Sementara pengemudinya mengalami luka berat dan dirawat karena tidak memiliki SIM.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Cayman Hub) pun turut mengomentari kecelakaan maut tersebut. Dia mengatakan, status pengujian adaptif bus tersebut akan habis pada akhir tahun 2023.
Saat ini Ditjen Humas sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk melanjutkan penyelidikan mendalam atas kecelakaan tersebut. Sedangkan untuk permohonan Mitra Darat, bus tersebut memiliki izin angkutan dan telah lolos uji berkala. Ditinjau oleh Inspektur Hukum dan Humas Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Aznar, Sabtu, mengatakan izin tersebut akan habis masa berlakunya pada 6 Desember 2023. Saksikan video “Fakta dan Sejarah Kecelakaan Bus Maut yang melibatkan Mahasiswa Subang” (bnl/fem).