Jakarta –
Read More : Viral di TikTok Obat Batuk Bantu Cepat Hamil, Dokter Beberkan Faktanya
Dr Hasto Wardoyo, Direktur Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), mengatakan pemadanan data stunting antara Data dan Laporan Gizi Elektronik (EPPGBM) dan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) sangat penting.
“Verifikasi datanya. Ada data EPPGBM, datanya bisa diambil dari posyandu dengan pengembangan. Alatnya baru, petugasnya dilatih, lalu bekerja serentak, hasilnya dikumpulkan. Data ini harus ada,” kata dia. dokter. Harus Pertemuan pada Majelis Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) Kementerian Kesehatan RI di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24).
Menurut dr Hasto, berdasarkan data EPPGBM, jika dianalisa secara cermat angka stunting di Indonesia mungkin bisa mencapai 14 persen.
Oleh karena itu, ia menegaskan, penting untuk melakukan verifikasi atau verifikasi terhadap data SKI dan EPPGBM kemudian dibandingkan agar datanya lebih konsisten.
“EPPGBM itu ibarat real count dan SKI ibarat quick count melalui survei, jadi kita tinggal mengikuti instruksi Menkes. EPPGBM kini diperluas hingga 100 persen sehingga pembobotannya sudah selesai. , diperluas hingga 100 persen.
“Kalau EPPGBM diuji, saya yakin angkanya akan turun 20 persen, jadi saya yakin kalau kita pakai EPPGBM datanya bisa lebih rendah dari 14 persen, tapi kalau kita pakai data survei, angkanya akan turun. tetap sama. Sejauh ini saya kira titik kritisnya adalah “EPPGBM akan direview pada bulan April dan kemudian pada bulan Mei oleh Menteri Kesehatan”.
Dr Hasto juga menegaskan, verifikasi dan validasi data EPPGBM bisa lebih akurat karena daerah sudah memiliki standar yang jelas dalam mengukur ukuran anak prasekolah.
“Dulu peralatannya masih beda-beda, digital, belum seragam, sekarang harus ada angka riilnya,” ujarnya, “karena peralatannya satu kesatuan.” Simak video “Penjelasan BKKBN tentang Usia Maksimal Hamil 35 Tahun untuk Cegah Stunting” (lanjutan)