Jakarta –

Read More : Fenomena ‘Mati Kesepian’ di Jepang Makin Ngeri, 700-an Warga Pilih Akhiri Hidup

Salah satu gejala gangguan jiwa serius seperti skizofrenia adalah halusinasi dan keyakinan yang kuat terhadap hal-hal yang tidak nyata.

Oleh karena itu, banyak pasien yang diyakini berada di bawah pengaruh ilmu sihir, kutukan, dan ilmu hitam. Beberapa keluarga sering merujuk penderita skizofrenia ke psikiater.

Meskipun skizofrenia adalah penyakit otak yang dapat diobati secara medis. Yang mengkhawatirkan, ada lebih banyak gejala.

Beberapa mitos atau kesalahpahaman yang ada di masyarakat adalah: Skizofrenia adalah penyakit terkutuk, akibat ilmu hitam, ilmu sihir dan kurang beriman, kata psikiater dr Lahargo Kembaren SpKJ saat dihubungi detikcom, Kamis. 8) 8/2024).

– Menurut penelitian medis, jelas ini adalah penyakit medis yang bisa disembuhkan jika ditangani dengan cepat dan benar, ujarnya lagi.

Menurut dr Lahargo, skizofrenia disebabkan oleh ketidakseimbangan zat biokimia (neurotransmitter) pada saraf otak pasien.

Beberapa hal yang dapat mengganggu keseimbangan antara lain: Faktor genetik, anggota keluarga yang memiliki masalah/penyakit kesehatan mental lebih mungkin terkena skizofrenia dini, seperti kejang, penyakit tiroid, atau trauma kepala. Penyalahgunaan narkoba: situasi kehidupan yang sulit yang menyebabkan tekanan psikologis, seperti kekecewaan, keinginan yang tidak terpenuhi, kehilangan, dll.

“Hidup bersama penderita skizofrenia bukanlah hal yang mustahil, karena setiap pasien memiliki harapan untuk sembuh jika mengikuti strategi pengobatan,” lanjutnya.

Sebelumnya, Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis Kementerian Kesehatan RI pada Juni 2024 mencatat prevalensi psikosis/psikosis skizofrenia. Pada tahun 2023, SKI dan DIY dinyatakan memiliki prevalensi rumah tangga yang anggota rumah tangganya menderita gejala psikotik/skizofrenia (ART) tertinggi yaitu sebesar 9,3 persen.

Disusul Jawa Tengah 6,5 persen dan Sulawesi Barat 5,9 persen. Rumah tangga dengan gejala ART dan psikosis/skizofrenia yang didiagnosis dokter memiliki angka DIY tertinggi yaitu 7,8 persen.

Disusul Jawa Tengah 5,1 persen dan DKI Jakarta 4,9 persen. Data SKI tersebut merupakan hasil wawancara, pengukuran dan survei yang dilakukan di 38 provinsi di Indonesia hingga tahun 2023. Tonton video Rumah Berdaya Denpasar, pusat rehabilitasi penderita skizofrenia (suc/naf)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *