Jakarta –

Seharusnya pihak berwenang membuka kasus ibu muda yang menganiaya putranya yang berusia 5 tahun jika dia mau bekerja sama dengan Meta.

Hal ini dilaporkan oleh pengamat keamanan siber Akunkom, Alphons Tanujaya. Menurutnya, aparat penegak hukum harus bisa mengidentifikasi pelaku yang mengiming-imingi pelaku untuk membuat video dirinya melakukan pelecehan seksual terhadap putranya.

Menurut Alphonse, langkah identifikasi ini tidak akan mudah dilakukan, namun karena komunikasi yang intensif, menurutnya akan memudahkan pelacakan, apalagi jika Meta – perusahaan induk Facebook – bersedia bekerja sama.

“Sebenarnya dia akan mencoba memalsukan akunnya. Tapi komunikasi intensif jangka panjang akan sangat mudah terlacak. Dan Meta harus bekerja sama untuk memberikan informasi sebanyak-banyaknya tentang beast boy ini,” jelas Alfons saat dihubungi detikINET .

Ia mengatakan, Kementerian Komunikasi dan Informatika mungkin akan mengambil langkah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengungkap siapa dalang di balik akun tersebut.

Diberitakan sebelumnya, seorang ibu muda berhuruf R di Pondok Aren, Tangerang Selatan diduga melakukan penganiayaan terhadap putranya yang berusia 5 tahun. Perempuan berusia 22 tahun ini tega menganiaya anak kandungnya karena janji uang puluhan juta rupee.

R ditangkap polisi setelah menyerahkan diri ke Polres Tangsel. Kasus tersebut kini diselidiki Divisi Siber Bareskrim Polda Metro Jaya.

Berdasarkan keterangan pelaku, pertama kali pada 28 Juli 2023, ia dihubungi oleh orang yang dikenal dengan akun bernama Icha Shakila di Facebook. Icha menawari pekerjaan kepada R. “Kemudian pemilik akun Facebook Icha Shakila (DPO) meyakinkan tersangka untuk mengirimkan foto bugilnya dengan mengatakan akan mengirimkan uang. Karena keperluan finansial, tersangka R mengirimkan foto bugil tersangka,” jelasnya.

Menurut Alphonse, masih banyak yang perlu dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Biarlah jangka pendek, menengah, dan panjang.

Dalam jangka pendek, kata dia, Cominfo bisa memfilter konten pornografi dan memblokir konten pornografi, khususnya situs yang menyediakan pornografi anak.

Maka harus ada hukuman yang berat agar pelakunya jera dan masyarakat mengetahui bahwa hukuman berat menanti pelaku kejahatan tersebut.

“Penindakan yang tegas dan hukuman yang berat terhadap apapun yang terjadi akan menimbulkan efek jera dan masyarakat akan melihat bahwa hal tersebut memang melanggar hukum dan akan dikenakan sanksi yang berat,” jelasnya.

Dan dalam jangka panjang, katanya, negara harus memberikan pendidikan untuk meningkatkan literasi digital dan keuangan. Tujuannya agar masyarakat tidak mudah menjadi korban eksploitasi tersebut.

“Pemerintah terus meningkatkan literasi digital dan literasi keuangan masyarakat agar tidak mudah menjadi korban eksploitasi digital dan keuangan seperti pornografi, perjudian online, penipuan, berita palsu dan kejahatan lainnya,” tutup Alphonse. “Apa yang membuat seseorang dilecehkan secara seksual?” (asj/afr)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *