Jakarta –
Ancaman Kementerian Komunikasi dan Informatika atau Kementerian Komunikasi dan Informatika akan memblokir X jika mengizinkan konten pornografi membuat nama Elaelo emosi. Ela elo disebut-sebut akan menjadi media sosial lokal yang akan menggantikan X yang sebelumnya bernama Twitter.
Berikut rangkuman keberuntungan Elaelo yang ditulis detikINET: Elaelo dianggap mistis
Masyarakat Indonesia dimeriahkan oleh Elaelo ID yang disebut-sebut sebagai media sosial pengganti X/Twitter. Para ahli memperingatkan masyarakat agar tidak tertipu. elaelo.id sangat ramai karena disebarkan oleh berbagai media dari beberapa pihak. Keterangannya juga disebut media sosial lokal, bukan X/Twitter, selain logo Garuda Pancasila.
Pakar keamanan siber Vaccine.com Alfons Tanujaya mengatakan kepada detikINET bahwa Elaelo merupakan salah satu jenis mbalelo yang tidak jelas maksud dan tujuannya. Siapa bilang Elaelo buatan pemerintah? Namanya belum pasti. Pemiliknya cari Aksara Digital. Kalau model ini mau diubah.
Alfons menjelaskan, mengubah media sosial tidaklah mudah. Threadnya saja belum berhasil mengubah X. Oleh karena itu, seluruh pemangku kepentingan harus serius jika ingin menciptakan platform media sosial yang aman dan nyaman digunakan masyarakatnya.
“Yang tersulit adalah menjalankan platform tersebut, mampu menampung ratusan juta pengguna, menghamburkan uang bertahun-tahun dan mampu bertahan tanpa penghasilan,” jelasnya. Tentang Aksara Digital merupakan perusahaan yang menyediakan layanan pendaftaran. DI DALAM
Ada kemungkinan Ela Anda hanya bercanda. “Saya kurang tahu apa motivasi di balik terciptanya Elaelo. Kalau bercanda dan membodohi Kominfo, sepertinya berhasil karena membuat masyarakat sibuk,” kata pakar keamanan siber vaksin.com, Alfons Tanujaya, kepada DETIKINET. Senin (17.06.2024).
Topik terbaru adalah ancaman Kominfo akan memblokir X/Twitter terkait dengan diperbolehkannya konten bugil di platform milik Elon Musk. Langkah Kominfo dinilai perlu untuk mencegah penayangan film porno.
Namun, Alfons mengatakan, untuk serius mengubah platform media sosial X, harus ada kebenarannya karena membutuhkan sumber daya manusia yang besar, termasuk membuat platform tersebut dapat berjalan dengan baik tanpa gangguan dan dapat memiliki jutaan pengguna. Alfons mengingatkan, media sosial seperti News pun tidak bisa menggantikan X.
Alfons juga mengingatkan bahwa domain Elaelo ID tidak aman. Belum jelas siapa pencipta Elaelo yang memiliki kemampuan dan sumber daya untuk mengelola platform media sosial tersebut. “Hanya keamanan website saja yang tidak mungkin dan tidak mungkin diakses. Bagaimana kita bisa melawan aparat terhadap media sosial yang basis penggunanya ratusan juta,” tutupnya.
“Saya kurang tahu apa motivasinya melakukan Elaelo. Kalau untuk pamer dan mengejek Kominfo, sepertinya bagus karena dia sedang sibuk,” ujarnya seraya menambahkan bahwa Kominfo membantah Ela adalah pengganti X.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) membantah Elaelo, X berganti nama –yang dulu bernama Twitter– dikaitkan dengan pemerintah.
Hal tersebut diumumkan langsung oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Arijani Pangerapan. Tidak benar, kata Semuel saat dikonfirmasi detikINET, Senin (18.6.2024).
Ketua Pandi John Sihar Simanjuntak mengatakan, pihaknya sudah mengecek domain elaelo.id. Dia bilang itu bukan untuk Kominfo. “Saya sudah cek ke registrarnya, saya pastikan itu bukan Kominfo dan pendaftaran ini dilakukan oleh registrar Qword. Namun saya tidak bisa membeberkan identitas Registernya, mohon maaf,” kata John.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi pun membenarkan bahwa Elaelo yang disebut-sebut menggantikan X – yang dulu bernama Twitter – bukanlah ciptaan pemerintah.
Website Elaelo bukan dari pemerintah atau Kominfo, kata Budi kepada detikINET. Ancaman Kominfo akan memblokir X
Kebahagiaan Ela tak lepas dari kabar Kominfo akan memblokir X, dulu Twitter. Itu karena ada bagian di platform X yang memperbolehkan pengguna memposting foto dewasa dan bugil.
Hal itu diungkapkan Samuel Arijani Pangerapan yang menjabat Direktur Permintaan Informasi Gedung Kominfo, Jumat (14/6/2024). Ia menjelaskan, meski Kominfo berupaya mengurangi konten dewasa di X, namun tetap tidak bisa berdampak langsung terhadap konten dewasa dan konten porno di platform tersebut.
“Betul X itu di blokir, aku nggak bisa blokir di dalam. Kalau kita lihat kontennya berwarna pink, kita bilang itu konten yang berwarna pink, tolong ditaruh, di X itu ada ratusan ribu, kita lihat banyak, malah kebanyakan sebenarnya ,” kata Semmy.
Diposting oleh situs X-Team, pengguna kini dapat memposting konten dewasa yang dibuat dan didistribusikan melalui kontrak asalkan diberitahukan dan didaftarkan dengan jelas. “Ini akan segera kita pertimbangkan, mungkin akan segera kita surati dia. Ini akan dilarang. Kalau dibiarkan seperti ini, makanya akan kita pelajari,” sambung Semmy lebih lanjut.
Semmy juga memperingatkan pengguna X untuk bersiap menggunakan platform lain. Menurutnya, jika X benar-benar diblokir, maka itu menjadi peluang yang bisa dimanfaatkan Indonesia untuk membangun platformnya. “Kemudian lagi, jika X tidak menindaklanjutinya, maka
Larangan ketelanjangan tertuang dalam Undang-Undang Industri Penerangan dan Ketenagalistrikan (UU ITE) pasal 27 ayat (1) yang menyatakan bahwa setiap orang dilarang menyebarkan atau membuat konten elektronik ilegal.
Simak video “Kominfo Bantah Situs Elaelo Dibuat Pemerintah” (fyk/fyk)