Jakarta-
Tugas utama pemerintah adalah menjaga harga beras tetap stabil. Pergerakan harga bahan pokok masyarakat Indonesia mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional.
Namun, melakukan tugas ini sebenarnya tidak sesederhana itu. Pandangan itu diungkapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengecek ketersediaan beras dan menyerahkan bantuan penyimpanan pangan pemerintah kepada masyarakat di kompleks gudang Bukit Tungal di Palangkaraya.
Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan jika produksi beras menurun, maka harga beras pasti akan naik karena pasokannya juga berkurang. Ia juga memperkenalkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang saat itu mendampinginya.
“Kalau produksi beras dikurangi, apakah harganya aman? (Naik), karena pasokannya langka, ini tugas Menteri Pertanian, jadi Bu, kalau mau tahu tentang pertanian, ini dia. Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang berasal dari Makassar,” tulis Jokowi, Kamis (27/6/2024).
Selain itu, Jokowi juga bercerita mengenai tanggung jawab pemerintah dalam menjaga kestabilan harga beras. Menurut dia, menjaga keseimbangan harga beras bukanlah perkara mudah. Dalam hal ini, jika harga beras naik maka petani akan senang, namun masyarakat tidak akan senang.
“Manajemen beras itu mudah kan? Kalau harga naik, kalau harga beras naik, petaninya senang? Petaninya senang. Ibu-ibunya senang? (Tidak) Jadi begitu,” kata Jokowi. dikatakan.
“Justru sebaliknya, ibu-ibu tidak senang kalau beras bertambah, tapi kalau beras berkurang, petani memberi isyarat kepada kita, kalau saya ke sawah bersama Pak Amran (Menteri Pertanian). , “Pak, harga beras turun, harga gandum turun” (mengeluh) dan melanjutkan, “Ini sulit bagi pemerintah.”
Bahkan dalam hal pengendalian beras dan pengelolaan cadangannya, Bulag bertanggung jawab. Hal ini berbeda dengan harga produk pangan lain seperti cabai, telur, dan daging yang stabilitas dan ketersediaannya menjadi tanggung jawab Badan Pangan Nasional (BAPANAS).
“Tugas pemerintah menyeimbangkan beras. Jadi kalau harga cabai naik, kalau harga telur naik, kalau harga daging naik itu tanggung jawab Pak Arif, dia Kepala Badan Pangan (Bapanas). ). Jangan marah padaku, marahlah pada Pak Arif ya?” Dia membuat lelucon.
Jokowi menjelaskan, jika pasokan beras di dalam negeri menipis dan harga naik, mau tidak mau Bulag harus melakukan impor untuk menyeimbangkan keadaan. Namun, dia meyakinkan saat ini situasi aman karena stok Bulag berjumlah 1,7 juta ton.
“Kalau masih ragu, lihat ke dalam. Sebenarnya tidak ada stok, cek ke dalam. Dari sini seperti gunung. Ini cadangan beras yang kita punya, jadi tidak ada manipulasi harga. Oleh tengkulak atau yang lain,” dia dikatakan. .
Lebih jauh, Jokowi sempat menyinggung program bantuan pangan atau bansos beras yang diusung pemerintah. Ia memastikan program tersebut akan berlanjut hingga Desember 2024. Menurut dia, hal tersebut bisa tercapai jika Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencukupi.
“Bagaimana bisa kita lanjutkan? Kemarin kita hitung akan kita lanjutkan, yaitu Agustus, sampai Oktober, sampai Desember ya? Kita bersyukur, karena perhitungan APBN-nya seperti ini,” ujarnya.
Pihaknya juga memastikan bahwa beras yang disalurkan ke keluarga penerima manfaat merupakan beras kualitas terbaik. Tak seperti dulu lagi, beras yang disediakan pemerintah diketahui berkualitas buruk, berwarna kuning dan hitam.
Katanya, “Ini beras yang diterima, ada yang kuning, hitam, hitam, dan lain-lain. Kurang bagus… karena yang dikirim beras kualitas terbaik. Benarkah? Kalau ada yang menuding nasi hitamnya, beritahu aku sekarang.
“Ini perbaikan-perbaikan yang dilakukan pemerintah yang akan dikelola Bulag karena saat ini kita tahu Bulag terus membenahi pengelolaannya,” jelasnya. (shc/kil)