Jakarta –
Read More : To the Point! Irwan Mussry-Ahmad Dhani Bikin El Salting di Depan Syifa Hadju
Figur publik Kak Seto Jumat (4/4/2025) merayakan 55 tahun kehidupan kemarin untuk dunia anak -anak. Dia ingat saat kariernya.
Pria itu, yang nama lengkapnya adalah Seto Mulladi, mengatakan ia mulai menjadi ayah dan ibu dari kasur pada tanggal 4 April 1970. Untuk membantu acara mereka, ia mengaku bersedia untuk tidak membayar.
“Saya sedang mencari pekerjaan yang selalu ditolak, saya akhirnya melihat bahwa itu adalah pertunjukan ibu di TVRI, akhirnya saya pergi ke TV, katanya, tidak di sini ibu dari kasur, dia ada di rumahnya di Cikini, saya akhirnya berjalan dari Senayan ke Cikini,” katanya dalam acara pagi yang dimasukkan, Sabtu (5/4/2025).
“Lalu aku datang ke dua aku bertemu tempat tidur, karena dia mengatakan bahwa Ny. LED sedang beristirahat, lalu aku berkata bahwa aku berkata aku ingin menjadi domestik tempat tidur, tidak perlu membayar, lalu aku tiba di posisi Taman Lembang,” lanjutnya.
Kak Seto sangat berterima kasih kepada ayah dan ibu dari kasur, yang memberi kesempatan untuk menjadi asisten dalam program yang dikeluarkan di TV. Dari sana, dia selalu ingat 4 April sebagai kencan khusus.
“Pada jam 4 saya mengatakan bahwa Mr. Matraco pulang, lalu membantu. Saya bilang saya adalah asisten Pak Kasur. Setiap 4 April, saya ingat bagaimana hari pelayanan saya di dunia anak -anak.
Bintang film Ayu Anak mempercayakan Paradise mengatakan bahwa bekerja di dunia anak -anak adalah bentuk pelarian. Karena dia tidak dapat memasuki fakultas kedokteran dan selalu dibandingkan dengan saudara kembarnya.
“Saya frustrasi, saya tidak dapat memasuki fakultas kedokteran di empat kampus dan di rumah dibandingkan dengan saudara kembar saya, yang berhasil diterima di fakultas kedokteran. Saya benar -benar frustrasi, saya akhirnya memutuskan untuk melarikan diri dari rumah ke Jakarta,” katanya.
Kak Seto pergi ke Jakarta tanpa memberi tahu orang tua. Dia mengatakan dia tunawisma di Jakarta sebelum akhirnya memiliki karier yang cemerlang sebagai pengamat anak -anak.
“Saya tidak punya teman, saya tidak punya kerabat, saya akhirnya mulai tinggal di tempat sampah seperti sampah uniting selama 7 bulan,” katanya. Tonton video “Video Kak Seto: banyak anak dapat berkembang di seluruh dunia digital” (Want/Aay)