Jakarta –
PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI telah mengurangi waktu tempuh di beberapa jalur kereta api sejak tahun 2019 melalui perbaikan infrastruktur dan model pengoperasian yang lebih efisien. Oleh karena itu, perjalanan dengan beberapa jalur kereta dapat dilakukan lebih cepat.
Anne Purba, Wakil Presiden Humas KAI, mengatakan waktu perjalanan kereta api semakin cepat setiap tahunnya. Hal ini dapat diwujudkan dengan perbaikan infrastruktur yang dilakukan KAI dan penerapan model kerja yang lebih kompleks.
Ia mengatakan dalam keterangan tertulis, Sabtu (24 Agustus 2024), “Dengan infrastruktur seperti kereta api dan persinyalan di KAI terus ditingkatkan keandalannya. Oleh karena itu, kereta otomatis dapat menempuh perjalanan lebih cepat untuk mengantarkan pelanggan ke stasiun tujuannya,” ujarnya.
Anne menambahkan, tidak hanya infrastrukturnya yang lebih andal, KAI juga membuat model pengoperasian kereta api menjadi lebih efisien. Hal ini memungkinkan untuk merencanakan setiap perjalanan kereta dengan baik. dan secara signifikan mengurangi waktu perjalanan menjadi 2 jam 56 menit.
“KA Sembrani (Surabaya Pasarturi-Gambir, depan) dan Gajayana (Malang-Gambir, depan),” jelas Anne.
Ia menambahkan, KA campuran eksekutif yang mengalami akselerasi pada periode yang sama antara lain KA Wijayakusuma (Ketapang-Cilacap pp), KA Gaya Baru Malam Selatan (Pasarsenen-Surabaya Gubeng), dan KA Joglosemarkerto (Solo Balapan-Semarang Tawang-Tegal). ) -Purwokerto -Solo Balapan), Kereta Api Singasari (Blitar-Pasarsenen), Kereta Api Rangajati (Jember-Cirebon pp), Kereta Api Banggungarta (Jombang-Pasarsenen) dan Kereta Api Brantas. (Pasarsenen-Blitar)
“Peningkatan kecepatan waktu tempuh kereta api merupakan salah satu bentuk peningkatan pelayanan yang KAI berikan kepada pelanggannya. Waktu tempuh yang lebih cepat tentunya akan meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan kereta api. Tentu saja transportasi ini jauh lebih aman dan nyaman dibandingkan bentuk transportasi lainnya. “Keuntungannya juga dari segi keamanan. Ini soal logistik,” Ann menyimpulkan.