Batavia –

Great Barrier Reef telah terinfeksi selama beberapa tahun. Setelah kengerian itu, ada secercah harapan yang tumbuh di sana.

Berita Independen dari Inggris pada Selasa (24/9), para ilmuwan menemukan bahwa koloni karang di Great Barrier Reef mampu bertahan pada suhu yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya. Harapan ini menginspirasi kelangsungan hidup karang yang terancam dalam beberapa tahun terakhir.

Sebuah studi yang dilakukan oleh para peneliti di Southern Cross University menemukan bahwa beberapa karang memiliki kemampuan lebih besar untuk menahan infeksi, suatu kondisi di mana karang kehilangan warna jernihnya dan berisiko mati jika terkena panas, sebuah fenomena yang lebih sering terjadi. lebih lama lagi, karena krisis iklim.

Penemuan ini memberikan harapan bahwa karang lunak alami ini dapat berperan penting dalam membantu Great Barrier Reef yang sedang mengalami peristiwa kepunahan massal global keempat akibat suhu laut yang sangat tinggi.

Mereka menguji lebih dari 500 koloni karang meja biru Acropora dari 17 lokasi berbeda di Great Barrier Reef.

Para peneliti membawa peralatan mereka ke laut dengan perangkat eksperimental portabel untuk mengukur toleransi pasang surut koloni karang ini langsung di terumbu. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengamati bagaimana karang yang berbeda merespons suhu dan tekanan yang lebih tinggi di lingkungan alaminya.

“Karang tahan panas ditemukan di hampir setiap terumbu yang kami pelajari, menunjukkan bahwa karang di seluruh Great Barrier Reef mungkin merupakan kunci untuk melindungi dan memulihkan terumbu,” kata pemimpin penulis studi Melissa Naugle.

Karang adalah koloni yang sangat toleran terhadap panas dan dapat bertahan hidup di air hangat tanpa terinfeksi. Keracunan karang terjadi ketika karang tertekan oleh kenaikan suhu laut dan mengeluarkan alga ke dalam jaringan hidup mereka, yang merupakan sumber makanan mereka. Tanpa alga ini, karang akan memutih dan menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan kematian.

Kemampuan menahan panas berbeda-beda antar koloni karang, dan variasi ini penting untuk kelangsungan hidup terumbu karang.

“Variasi alami dalam toleransi panas sangat penting bagi karang untuk beradaptasi terhadap pemanasan iklim dan keberhasilan proyek restorasi.”

Salah satu temuan utama penelitian ini adalah bahwa peningkatan suhu tidak berdampak sama pada semua karang. Beberapa koloni karang, karena perbedaan genetik, lebih tahan terhadap panas dibandingkan yang lain.

Hal ini penting untuk proses seleksi alam, di mana karang cenderung bertahan hidup lebih baik dan mewariskan sifat tahan panasnya kepada keturunannya.

“Perbedaan antar individu karang memberikan bahan bakar bagi seleksi alam untuk menghasilkan keturunan karang yang lebih tangguh,” kata Dr. Line Bay, ilmuwan peneliti utama senior di Institut Ilmu Kelautan Australia (AIMS) dan salah satu penulis penelitian tersebut.

Sebagian besar terumbu karang yang diidentifikasi dalam penelitian ini saat ini digunakan dalam uji coba selektif sebagai bagian dari RRAP, sebuah proyek berskala besar untuk melindungi dan memulihkan Great Barrier Reef.

Meskipun penemuan karang tahan panas menawarkan jalan maju yang menjanjikan, para ilmuwan menekankan bahwa penemuan ini bukanlah solusi lengkap terhadap perubahan iklim yang lebih luas.

Serangkaian peristiwa polusi massal telah memberikan dampak serius terhadap Great Barrier Reef, dan peningkatan suhu global terus menimbulkan risiko yang signifikan.

Infeksi karang menjadi lebih sering dan lebih serius, dan banyak ahli khawatir jika suhu global meningkat lebih dari 1,5 derajat Celsius, sebagian besar terumbu karang di seluruh dunia akan hilang.

Terlepas dari upaya restorasi ini, Naugle dan timnya mengatakan bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca tetap menjadi faktor terpenting dalam kelangsungan hidup terumbu karang dalam jangka panjang.

“Meskipun proyek restorasi seperti pembiakan selektif dapat memperkuat populasi karang, mengurangi emisi gas rumah kaca adalah langkah paling penting yang dapat kita ambil untuk melindungi terumbu karang semaksimal mungkin di masa depan,” ujarnya.

Tonton video “Kontaminasi karang di koleksi laut terbesar di dunia semakin memburuk” (bnl/bnl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *