Cianjur –

Ketika kunjungan wisatawan asal Timur Tengah ke Indonesia menurun, situasi perjodohan di Cianjur pun menurun.

Persatuan Pengacara Peduli Perempuan, Anak dan Keluarga (P4AK) menyatakan jumlah perjodohan di Cianjur terus menurun seiring menurunnya kunjungan wisatawan asal Timur Tengah ke Kota Santri.

Ketua Harian P4AK Lidya Indayani Umar mengungkapkan, sebelum tahun 2020, laporan kasus akad nikah mencapai 3 kasus per tahun. Sementara itu, sejak pandemi COVID-19 hingga tahun 2024, jumlah kasus perjodohan yang dilaporkan mengalami penurunan menjadi satu kasus per tahun.

“Ada penurunan yang besar apalagi setelah epidemi ini, tahun pertama ada tiga kasus, sedangkan tiga tahun terakhir hanya satu kasus dalam setahun. Laporan yang datang seperti situasi es, karena banyak. bersedia lapor,” ujarnya Kamis lalu (18/4).

Menurut dia, penurunan kasus disebabkan berkurangnya wisatawan asal Timur Tengah. Pasalnya, pelaku tindak pidana perdagangan orang dengan dalih perjodohan selama ini sebagian besar adalah wisatawan asing asal Timur Tengah.

Oleh karena itu, selama liburan di Cianjur, khususnya di daerah puncak, mereka melakukan perjodohan. Masa perjodohan biasanya sesuai dengan durasi liburan mereka dan berakhir saat mereka kembali. Oleh karena itu, ketika jumlah wisatawan asal Timur Tengah berkurang. , kasus kawin kontrak jumlahnya juga menurun,” ujarnya.

Ia mengatakan, Cianjur telah mengambil langkah-langkah yang tepat sesuai dengan Peraturan Badan pelarangan perjodohan. Meski belum ada batasan hukum, namun prinsip-prinsip tersebut dapat menjadi dasar penguatan sosialisme.

Pembatasannya ada di Perda, tapi belum ada dasarnya. Belum ada undang-undang atau Perpres yang mengaturnya. Tapi Perda itu juga cukup sebagai langkah efektif. peraturan tentang perdagangan orang, alasannya jelas ilegal yaitu perdagangan orang dengan dalih perjodohan,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Cianjur Asep Suparman mengatakan kunjungan wisman asal Timur Tengah mengalami penurunan.

Jumlahnya masih terus didata, namun menurut informasi dari petugas di berbagai tempat wisata, jumlah wisatawan dari Timur Tengah mengalami penurunan, misalnya Jangari, biasanya banyak wisatawan dari Timur Tengah dalam jangka panjang. libur, tapi kemarin.. sepi,” ujarnya.

Menurut Asep, situasi perjodohan yang dilakukan wisatawan asal Timur Tengah ini tentu mencoreng nama Kota Santri.

“Memang benar perilaku tersebut hanya dilakukan oleh oknum wisatawan, namun meninggalkan noda, makanya kami ingin wisatawan menikmati wisatawan di sana, tanpa melakukan tindakan menyimpang,” tutupnya.

——

Artikel ini muncul di detikJabar. Saksikan video “Cara Kawin Kontrak di Cianjur” (wsw/wsw).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *