Jakarta –
Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memperkirakan tahun ini jumlah masyarakat yang berkurban (shohibul kurban) akan meningkat. Namun, jumlah masyarakat kelas menengah yang berkorban diperkirakan akan menurun.
Lembaga ini memperkirakan potensi ekonomi Indonesia untuk berkurban pada tahun 2024 sebesar Rp 28,2 triliun yang dihasilkan dari pengorbanan 2,16 juta orang. Proyeksi ini meningkat dari tahun lalu yang diperkirakan mencapai Rp24,5 triliun dari 2,08 juta jiwa yang dikorbankan. Artinya akan terjadi penambahan sekitar 80 ribu orang pada tahun 2024.
“Dari 2,16 juta keluarga Muslim dengan daya beli tinggi yang memiliki kemampuan berkurban, kebutuhan kurban terbesar adalah domba sekitar 1,21 juta ekor, serta sapi dan kerbau sekitar 587 ribu,” ujarnya dalam keterangan peneliti IDEAS. Tira Mutiara. , Minggu (9/6/2024).
Dengan asumsi bobot badan kambing dan domba antara 20-80 kg dengan bobot badan 41% dan bobot sapi dan kerbau antara 250-750 kg dengan bobot badan 57%, maka potensi ekonomi pemotongan pada tahun 2024 adalah sekitar 1,79 juta sapi setara dengan 117.200 ton daging.
“Walaupun totalnya meningkat, namun jika kita melihat datanya, terjadi penurunan sekitar 7% dari 734 ribu menjadi 709 ribu kurban masyarakat muslim yang mempunyai kemampuan kambing seberat 20-40 kg per orang. . ini adalah komunitas kelas menengah,” kata Tira.
Menurut Tira, kondisi perekonomian saat ini dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan tingginya angka pengangguran menyebabkan pendapatan masyarakat menengah ke bawah mengalami stagnasi bahkan penurunan yang signifikan. Jadi fenomena ini berdampak pada orang-orang yang mampu berkurban pada tahun lalu dan tidak bisa berkurban lagi pada tahun ini.
Sebaliknya, kami menemukan peningkatan hewan kurban sapi dan kerbau sekitar 750 kg per orang yang rata-rata berasal dari masyarakat terkaya, meningkat sekitar 21% dari 63,9 ribu kurban menjadi 77,6 ribu kurban, kata Tira.
Tira juga mengatakan, fenomena berkurangnya pengorbanan di kelas menengah dan meningkatnya pengorbanan di kelas kaya menegaskan ketimpangan ekonomi yang semakin ekstrim di Indonesia. (acd/das)