Jakarta –
Read More : Usulan WFA Disetujui, Kemenhub Antisipasi Arus Mudik Mulai 21 Maret
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti masalah kekurangan tenaga kerja di Indonesia. Ke depan, Jokowi mengatakan lapangan kerja yang tersedia masih sedikit jika dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang ada di Indonesia.
Penciptaan lapangan kerja dan pasar tenaga kerja merupakan dua hal yang harus menjadi perhatian banyak pihak. Diantaranya adalah para akademisi yang tergabung dalam Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
“Ke depan akan terlalu sedikit lapangan kerja bagi banyak pekerja yang membutuhkannya. Terlalu sedikit lapangan pekerjaan untuk terlalu banyak orang,” kata Jokowi dalam Kongres ISEI 2024 yang disiarkan secara virtual, Kamis (19/9/2024).
Menurutnya, spesies tersebut sebaiknya dihindari. Penciptaan lapangan kerja di Indonesia harus dipercepat. Meski terdapat tantangan perekonomian global, Jokowi meminta ISEI turut serta dan memberikan pandangannya mengenai cara menciptakan lapangan kerja di Indonesia.
“Angkanya harus kita lihat dan kalkulasi dengan cermat,” jelas Jokowi.
Di depan mata, Jokowi juga menyinggung bonus demografi Indonesia. Pada tahun 2030 atau enam tahun kemudian, Indonesia akan menerima bonus demografi.
Ia tidak ingin banyak penduduk usia kerja di Indonesia yang kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu, lapangan kerja harus dibuka seluas-luasnya mulai sekarang.
Ini bisa menjadi kekuatan, bisa juga menjadi beban. Ini tantangan terbesar yang akan menjadikan kita negara maju atau tidak, sehingga bonus demografi ini kembali menuntut dibukanya lapangan kerja yang seluas-luasnya, kata Jokowi. (benda/gambar)