Jakarta –
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengidentifikasi tiga tantangan utama dalam penciptaan lapangan kerja di Indonesia. Jokowi khawatir ke depan jumlah lapangan kerja di Indonesia tidak bisa menyamai jumlah pekerja.
Jokowi mengatakan tantangan pertama dalam menciptakan lapangan kerja di Indonesia adalah lambatnya pertumbuhan ekonomi dunia. Meskipun perekonomian Indonesia saat ini tumbuh di atas rata-rata dunia, namun perekonomian dunia tidak dapat dipertahankan.
“Tahun 2023 kita tahu Bank Dunia bilang dunia tumbuh hanya 2,7%, tahun ini diperkirakan hanya 2,6%, tahun depan angkanya 2,7%. sebesar 5,1% yang patut diapresiasi,” kata Jokowi dalam Rapat ISEI 2024 yang diumumkan baru-baru ini, Kamis (19/9/2024).
Masih harus dilihat apakah kebijakan moneter akan diperketat seperti yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Jokowi menilai hal tersebut dapat menurunkan produksi dunia usaha sehingga menyebabkan menurunnya kegiatan dunia usaha.
“Kalau lihat bank sentralnya mengetatkan kebijakan moneter yang terhenti agar inflasi tidak naik lagi, kalau ada rem apa manfaatnya? Pekerjaan industri langsung berkurang,” kata Jokowi.
Tantangan kedua, kata Jokowi, adalah memperbanyak pabrik di berbagai sektor. Otomatisasi saat ini mencakup semua aspek. Jika dulu otomasi hanya ada pada bidang mekanik, kini sudah ada kecerdasan buatan. Hal seperti ini menimbulkan ancaman hilangnya 85 juta pekerjaan pada tahun depan.
Setiap hari terjadi sesuatu yang baru, kalau kita baca di tahun 2025 akan ada 85 juta lapangan kerja yang hilang, itu berapa banyak lapangan kerja yang hilang,” kata Jokowi.
Kemudian yang ketiga, Jokowi mengungkapkan sistem pengelolaan festival mempersulit penciptaan lapangan kerja. Sebab sistem kerja tanpa kontrak ini bisa menghancurkan perusahaan dengan memilih pekerja secara cuma-cuma.
“Ketiga, gig business, hati-hati ini, ini bisnis ekonomi, bisnis sementara, kalau tidak dikelola dengan baik, ini biasa saja, saya khawatir perusahaan akan memilih pekerja mandiri, mereka akan memilih perusahaan. pekerja lepas, pilih kontrak jangka pendek, untuk mengurangi risiko ketidakpastian dunia,” kata Jokowi.
“Kesempatan kerja bisa jadi langka,” katanya. (objek/gambar)