Jakarta –
Presiden Jokowi mengatakan sebagian besar masyarakat dunia akan tinggal di perkotaan. Jokowi mengatakan pada tahun 2050, 80% masyarakat akan tinggal di kota, bukan di desa.
Artinya, beban kota akan semakin berat. Jokowi berpesan kepada seluruh wali kota di Indonesia agar merencanakan dengan matang pembangunan dan rencana pembangunan kotanya.
Jokowi tidak ingin kota-kota di Indonesia menjadi tegang seperti kota-kota di Amerika Serikat (AS) atau Eropa. Menurut dia, Banyak kota yang menganggur dan bahkan kehilangan tempat tinggal.
Kata Jokowi: “Ketegangan kota-kota yang terjadi di Eropa dan Amerika saat ini karena banyaknya pengangguran dan banyaknya tunawisma. Kita tidak ingin hal ini terjadi di negara kita, Indonesia.” Program. Pidato Pembukaan Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) Tahun 2024, disiarkan langsung di YouTube Kantor Presiden, Selasa (4/6/2024).
Ia menyarankan agar kota-kota di Indonesia menjadi nyaman untuk ditinggali dan dicintai masyarakat. Kemudian setiap tamu merasa betah dan ingin tinggal lebih lama. Hutan beton kota yang memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat
Jokowi ingin kota-kota di Indonesia menjadi kota masa depan, namun bukan kota yang dikelilingi gedung pencakar langit dan hutan beton. Menurutnya, Indonesia harus menganut paradigma kota masa depan.
Ramah lingkungan; Ramah pejalan kaki Kota masa depan yang ramah perempuan dan ramah penyandang disabilitas. Artinya kota harus hijau, cerdas, dan ramah. Kita tidak boleh membiarkan kota semakin banyak dibangun dengan beton, jelas Jokowi.
Ia mencontohkan kota ramah lingkungan yang masyarakatnya bisa beraktivitas dengan nyaman. Artinya harus ada jalan yang hijau dan teduh.
“Jangan sampai pejalan kaki tidak berpohon, karena kita berada di daerah tropis, tidak ada orang yang mau berjalan kaki karena tidak ada tempat berteduh, sehingga ruang hijau menjadi perhatian setiap kota,” kata Jokowi.
Tonton video “Jokowi tentang kota masa depan: Jangan Samar-samar”.
(barang/gambar)