Jakarta –
Read More : Angka Kecelakaan Mudik Lebaran 2024 Turun, Ini Datanya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta UMKM Indonesia menjual produk yang menggunakan kecerdasan buatan (AI). Jokowi menilai hal ini berpotensi meningkatkan penjualan dan pendapatan bagi UMKM.
Pertama, ia mencontohkan apa yang dilakukan bos Tesla, Elon Musk, yakni “bermain” dengan AI. Ia mengatakan, Elon Musk menjadi pembawa acara fashion show virtual di atas catwalk yang dihadiri beberapa tokoh dunia. Dimulai dengan Elon Musk sendiri, Donald Trump, Justin Trudeau dan diakhiri dengan Barack Obama.
Jadi, UMKM, khususnya yang memiliki produk fesyen, harus bisa mengadaptasi kreativitas melalui AI, seperti yang dilakukan Elon Musk. Produknya ditransformasikan agar bisa dilihat bahkan dalam ranah digital di kehidupan nyata, maka pembeliannya harus dilakukan secara digital.
“Kedepannya ini akan menjadi bisnis yang potensial: pakaian, produk akan ditransformasikan secara digital, dijual secara digital, melalui AI Catwalk, melalui etalase digital. Barang juga bisa dibeli secara digital dengan pembayaran digital,” jelas Jokowi dalam pidatonya di Festival Ekonomi Digital Indonesia (FEKDI) 2024, JCC Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (8 Januari 2024).
Jokowi mengatakan, jumlah UMKM di Indonesia saat ini sangat tinggi dan mencapai 64 juta. Tentu saja, cara-cara baru dalam memasarkan produk-produk tersebut akan membuka jalan bagi kemajuan usaha kecil.
“Bayangkan kalau produk UMKM kita seperti ini, jumlah UMKM kita saja sudah sangat banyak – 64 juta. UMKM digital akan mendorong pertumbuhan ekonomi digital dan pembayaran digital kita,” jelas Jokowi.
Di tengah kelesuan dan ketidakpastian perekonomian global, Jokowi mengatakan Indonesia harus mampu memanfaatkan segala sarana dan peluang yang ada untuk mengembangkan sektor ekonomi digital.
Jika dilihat dari potensinya, potensi ekonomi digital di Indonesia mencapai Rp 5.800 miliar pada tahun 2030. Dibandingkan saat ini, jumlah tersebut meningkat 4 kali lipat. Potensi tersebut tentunya dapat dimanfaatkan oleh UKM di Indonesia.
“Saya sudah berulang kali menyampaikan potensi dan peluang ekonomi digital Indonesia di masa depan. Ekonomi digital Indonesia akan meningkat empat kali lipat pada tahun 2030. Mencapai US$210-360 miliar jika dirupiahkan Rp5.800 triliun,” jelas Jokowi.
Pembayaran digital, menurut Jokowi, juga akan meningkat 2,5 kali lipat pada tahun 2030 menjadi US$760 miliar atau Rp 12.300 triliun. Potensi ini antara lain didukung oleh puncak bonus demografi pada tahun 2030, dimana 68% penduduknya berada pada usia produktif. Generasi Y, Generasi Z dan gen alfa.
Orang nomor satu di Indonesia itu juga menjelaskan, jumlah ponsel aktif di Indonesia mencapai 354 juta jiwa, melampaui jumlah penduduk yang hanya 280 juta jiwa. Artinya, satu orang Indonesia bisa memiliki lebih dari satu ponsel dengan 185 juta pengguna internet. Potensi ini sangat mendukung promosi digital produk UMKM. (benda/dasi)