Jakarta –
Read More : Kisah Sedih Anjing di China, 2 Tahun Tunggui Makam Tuannya
Situasi di Jepang belum membaik. Pemerintah telah menyerukan evakuasi 4 juta orang akibat Topan Shanshan.
Melansir CNN, Jumat (30/8/2024), bencana tersebut mengancam wilayah bagian selatan dengan curah hujan yang sangat deras. Topan Shanshan melanda pada Kamis (29/8), menyebabkan ribuan warga kehilangan aliran listrik.
Bencana tersebut melanda Pulau Kyushu dengan angin yang sangat kencang, hujan lebat, dan gelombang badai yang berbahaya.
Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan darurat yang sangat langka untuk badai yang bergerak lambat ini. Mereka mengatakan badai tersebut diperkirakan akan menyebabkan banjir besar dan tanah longsor di sebagian besar Kyushu, pulau utama selatan Jepang, dengan curah hujan tertinggi.
Ratusan penerbangan telah dibatalkan, layanan kereta api telah ditangguhkan dan perusahaan-perusahaan besar seperti produsen mobil Toyota telah menutup pabriknya.
Pihak berwenang Jepang memperingatkan bahwa situasi yang mengancam jiwa sedang terjadi di kota-kota di prefektur Oita di Kyushu dan mendesak 57.000 orang untuk mengambil tindakan penyelamatan diri. Mereka kemudian mengeluarkan peringatan badai tertinggi.
Peringatan evakuasi Tingkat 4, peringatan tertinggi kedua, berlaku di seluruh Kyushu, yang berdampak pada populasi 3,7 juta jiwa.
Setidaknya satu orang hilang dan puluhan lainnya terluka di seluruh pulau pada Kamis pagi. Awal pekan ini, tiga orang tewas dalam tanah longsor yang dipicu oleh angin kencang dan hujan lebat di Shanshan.
Topan Shanshan melemah saat bergerak perlahan ke utara melalui Kyushu sebagai badai Atlantik Kategori 1, menurut Pusat Peringatan Badai Gabungan (JTWC).
Pada hari Jumat, Shanshan telah melemah menjadi badai tropis, dengan pusatnya hampir tidak bergerak ke timur laut Kyushu dengan kecepatan angin 70 km/jam setelah mencapai daratan dengan kecepatan hingga 185 km/jam. kecepatan. Saksikan video “Kepala BMKG Ajak Pihak Swasta Ikut Mitigasi Bencana” (msl/fem)