Jakarta –

Masyarakat Jepang berebut beras untuk menjamin keamanan pasokan menjelang libur Hari Nasional selama seminggu. Akibat panas terik, stok beras tiba-tiba menyusut.

Suhu tinggi dan kekeringan pada musim panas lalu menyebabkan penurunan produksi beras di daerah-daerah penghasil beras utama dan merusak kualitas gabah. Stok beras saat ini bahkan berada pada titik terendah dalam 25 tahun terakhir.

Permintaan beras juga meningkat baru-baru ini, sebagian karena tingginya jumlah pengunjung pada tahun ini. Supermarket di seluruh Jepang kesulitan untuk menjaga persediaan beras dalam beberapa bulan terakhir, dengan beberapa supermarket memberlakukan pembatasan agar semua pelanggan bisa membeli.

Pemerintah daerah di Prefektur Saitama, salah satu wilayah terpanas di Jepang di utara Tokyo, berharap ilmu pengetahuan dapat mencegah kekurangan beras di masa depan dan melanjutkan salah satu dari beberapa proyek nasional untuk mengembangkan beras yang lebih berketahanan.

“Cuaca akan terus memanas, yang membuat saya berpikir jika tidak ada varietas yang mampu bertahan pada suhu tinggi, maka ini akan menjadi pekerjaan yang sangat sulit,” kata Yoshitaka Funakawa, petani berusia 73 tahun.

Pada bulan Juli 2024, Jepang akan mengalami musim panas yang terik.

Temperatur yang tinggi merusak penumpukan pati pada butiran beras, membuatnya tampak lebih gelap dengan bintik-bintik putih dan tidak layak untuk dikonsumsi manusia, sehingga mempengaruhi nilai pasar hasil panen.

Naoto Ooka, pengawas pemuliaan padi di Pusat Penelitian Teknologi Pertanian Prefektur Saitama, mengatakan, “Semakin banyak terjadinya busuk putih pada padi, maka kualitas beras akan menurun sehingga berdampak pada penurunan pendapatan petani”.

Di pusat tersebut, para peneliti mengumpulkan benih dari seluruh Jepang, membudidayakan dan melakukan penyerbukan, berupaya menciptakan varietas yang lebih tahan, seperti emihokoro, yang telah ditanam secara eksperimental di 31 lahan tahun ini.

Beras merupakan sumber kebanggaan di Jepang, yang dikenal sebagai biji-bijian premium yang menjadi bahan dasar masakan yang disebut sushi, tetapi juga merupakan makanan yang banyak dikonsumsi.

Beras juga merupakan salah satu dari sedikit makanan pokok yang secara historis mampu diproduksi sendiri oleh negara ini. Negara dengan perekonomian terbesar keempat di dunia ini bergantung pada impor untuk lebih dari 60% sumber daya pangannya. Panen yang buruk tahun lalu menjadi salah satu faktor penyebab kenaikan harga yang besar.

(Universitas Beihang/Kerner)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *