Jakarta –
Populasi Jepang terus menurun karena angka kelahiran yang sangat rendah. Salah satu solusi yang sedang diupayakan untuk mengatasi masalah ini adalah dengan membuat aplikasi pencocokan seperti Tinder.
Krisis populasi di Jepang semakin parah. Angka kelahiran di Jepang turun pada tahun 2023, penurunan selama 8 tahun berturut-turut. Krisis juga mengancam negara. Selain jumlah kelahiran, angka pernikahan juga mengalami penurunan sebesar 5,9% menjadi 489.281 pasangan menikah dan untuk pertama kalinya dalam 90 tahun terakhir turun di bawah 500.000. Rendahnya angka pernikahan ini juga menjadi alasan tidak memiliki anak.
Ya, angka kelahiran di Jepang tergolong rendah karena banyak warganya yang memilih untuk tidak berkeluarga dan tidak ingin mempunyai anak. Untuk itu, pemerintah berupaya berbagai cara untuk mengatasi masalah ini.
Salah satunya adalah pembuatan aplikasi ala Tinder yang rencananya akan dirilis pada musim panas 2024. Meski tujuannya mencari teman, aplikasi ini memiliki peraturan lebih ketat yang dibuat oleh pemerintah Jepang.
Misalnya, pengguna harus mendaftar menggunakan KTP dan memasukkan slip pembayaran. Selain itu, pelamar harus menjawab 15 pertanyaan terkait latar belakangnya, mulai dari tingkat pendidikan hingga pengalaman kerja. Mereka juga harus menandatangani surat pernyataan bahwa mereka sedang mencari pasangan untuk menikah, bukan sekedar iseng.
Gubernur Tokyo Yurio Kuike kemudian menjelaskan persyaratan ketat tersebut. Dia mengatakan persyaratan ini penting karena membantu pengguna mencocokkan aplikasi sehingga mereka dapat merencanakan masa depan bersama.
Namun persyaratan ini dinilai bermasalah bagi program tersebut. Saki Ito, direktur situs kencan Match Up, mengatakan pria dengan gaji rendah cenderung kesulitan menemukan pasangan dalam permintaan tersebut, karena kebanyakan wanita mencari pria dengan gaji lebih tinggi.
Oleh karena itu, menurut Ito, pemerintah harus lebih fokus dalam menerapkan kebijakan peningkatan pendapatan dan menciptakan insentif bagi pasangan yang ingin menikah, seperti dikutip detikINET dari Techspot, Senin (10/6/2024).
Selain itu, ada masalah lain dengan aplikasi pencocokan jenis ini. Menurut survei tahun 2021 oleh perusahaan riset dan konsultan Mitsubishi UFJ. 6 dari 10 pengguna aplikasi kencan memalsukan identitasnya di aplikasi jenis ini. Video “Apakah karyawan Costco di Jepang dibayar lebih, berapa?” (asj/fay)