Jakarta –
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jaringan Dokter Muda (JDN) Presiden Dr. Tommy Dharmawan menyebutkan, salah satu penyebab terjadinya kasus perundungan di kalangan calon dokter spesialis adalah karena PPDS yang tidak dibayar. Terkait hal itu, Tommy merekomendasikan agar peserta PPDS mendapat gaji dari rumah sakit tempatnya bekerja.
“PPDS Indonesia bukan satu-satunya gaji yang diberikan. Ini berdampak pada kasus-kasus perundungan, seperti minta beli makanan,” kata Dr. IDI dalam konferensi pers, Rabu (21/8/024). kata Tommy.
Kalau dibayar, mereka bisa membeli makanan sendiri,’ lanjutnya.
Ia mengatakan, PPDS di seluruh dunia mendapat bayaran dari rumah sakit yang mereka layani. Misalnya di Malaysia, calon dokter spesialis digaji dengan nominal sekitar Rp15 juta. Sedangkan di negara maju seperti Singapura, peserta PPDS dibayar 2.650 dolar Singapura.
Belakangan ini, salah satu bentuk perundungan di kalangan calon dokter spesialis adalah pelecehan yang dilakukan oleh orang yang lebih tua. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin langsung mengangkat persoalan ini.
Menteri Kesehatan dalam suatu kesempatan mengatakan ada keluhan peserta PPDS yang meminta uang untuk kepentingan pribadi lansia. Bentuk-bentuk perundungan yang bersifat finansial cukup beragam. Kami memulainya dengan sekadar menyiapkan makanan untuk kebutuhan para lansia.
“Saya kaget karena soal uang dan banyak sekali junior yang diminta untuk menggalang dana, ada yang jutaan, puluhan juta, kadang ratusan juta,” jelas Menkes dalam konferensi pers di Indonesia. Kementerian Kesehatan Kamis (21/7/2023). Simak video “Intimidasi di PPDS Bermula dari Peserta Tak Bayar, Kata IDI” (kna/up)