Jakarta –
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa meminta agar target defisit APBN tahun 2025 diturunkan dari 1,5% menjadi 1,8%. Alasannya untuk mengadaptasi program pemerintah Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pun buka suara menanggapinya. Airlangga pertama membantah fenomena yang terjadi saat ini banyak pagu anggaran indikatif di berbagai kementerian yang diturunkan untuk memenuhi program pemerintah Prabowo Subianto.
Sebab menurut Airlangga masing-masing kementerian punya program masing-masing, anggarannya berbeda-beda dibahas DPR melalui Badan Anggaran (Banggar).
“Tentunya itu program di masing-masing kementerian, tiap kementerian punya menterinya, dan tiap menteri punya programnya masing-masing. Itu dibahas antara kementerian dengan mitranya di DPR, dan masuk ke Badan Anggaran (Banggar). )”, . kata Airlangga di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Senin (17/6/2024).
“Soal kekurangan masih dalam pembahasan di Banggar, kita tunggu siap,” jelasnya.
Berdasarkan catatan detikcom, sejumlah pagu indikatif menteri yang turun pada 2025 adalah Kementerian Investasi/BKPM yang dipatok sebesar Rp681,8 miliar atau lebih rendah dibandingkan anggaran 2024 sebesar Rp1,2 triliun. Kementerian lainnya adalah Kementerian Pertanian dan Perencanaan Pertanahan/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) yang mendapat pagu indikatif sebesar Rp6,45 triliun pada tahun 2025, lebih rendah dibandingkan tahun anggaran 2024 yang sekitar Rp7,1 triliun.
Menanggapi pertanyaan tersebut, Airlangga membantah adanya sejumlah anggaran kementerian yang dipotong untuk membiayai program pemerintahan Prabowo Subianto, salah satunya makan siang gratis. Dia menjelaskan, pembahasan masih berlangsung di lingkungan DPR.
“Ini sudah dibicarakan di DPR, kita tunggu saja,” jawab Airlangga.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Suharso Monoarfa meminta Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menurunkan target defisit APBN tahun 2025 dari 1,5% menjadi 1,8%. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan angka defisit yang disampaikan Sri Mulyani yakni 2,45% hingga 2,82%.
“Kami berharap kepada Menteri Keuangan dan Komisi XI di DPR RI, Rabu (6/5/2024).
Dengan adanya ruang fiskal, Pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan lebih leluasa menyempurnakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan APBN melalui APBN Perubahan (APBN-P). Dengan memperkecil defisit, kata Suharso, pemerintah akan mengefisienkan belanja negara dan memaksimalkan pendapatan negara. (jam/jam)