Jakarta —
Wajar jika jalanan Jakarta begitu padat. Sebab Jakarta merupakan kota dengan rasio pemilik mobil tertinggi. Nah, penasaran daerah mana saja yang memiliki pendapatan per kapita tinggi namun rasio mobilnya tetap rendah?
PDRB (produk domestik regional bruto) per kapita adalah jumlah pendapatan dibagi jumlah penduduk. PDB per kapita biasanya merupakan metrik untuk mengukur jumlah uang yang diperoleh setiap orang di suatu daerah.
Peneliti Senior LPEM UI Riyanto, pasar mobil Indonesia masih sangat panas. Ada beberapa bidang yang mempunyai potensi untuk ditingkatkan lebih lanjut.
“Pendapatan (per kapita Indonesia) tahun 2021 sekarang (2023) masih 4.135 (dolar AS), sudah 4.800, hampir 5.000 USD. Dibandingkan Malaysia dan Thailand, kita masih tertinggal dalam hal ini,” kata Riyanto dari Kementerian. . . Baru-baru ini di sebuah gedung industri.
“(Indonesia) jual 1 mobil untuk setiap 261 penduduk baru, coba bandingkan Thailand, satu mobil baru terjual untuk setiap 82 penduduk, Malaysia untuk setiap 45 penduduk, terjual satu,” imbuhnya.
“Kita coba tingkatkan jumlah penduduknya menjadi 200 apalagi 150, tidak perlu seperti Malaysia dan Thailand karena jumlah penduduk kita 273 juta – 275 juta, tentu pasarnya akan tumbuh pesat,” imbuhnya.
Jakarta ternyata menjadi wilayah dengan jumlah mobil terbanyak yang terlihat dari hasil rasio kepemilikan mobil. Saat data ini disampaikan, produk domestik regional bruto (PDRB) per kapita Jakarta mencapai Rp 298 juta.
Di Jakarta, 426 dari 1.000 penduduk sudah memiliki mobil, kata Riyanto.
Sedangkan wilayah tetangga Jakarta seperti Jawa Barat memiliki rasio 86 per 1.000 penduduk dan Banten rasio 29 per 1.000 penduduk.
Riyanto menjelaskan, berdasarkan data yang diolah pada tahun 2022, ada beberapa daerah yang rasio kepemilikan mobilnya masih rendah namun tingkat pendapatan per kapitanya baik, berikut daftar lima besarnya: Kaltim: Rasio kepemilikan mobil 131 per 1000 populasi. , PDRP per kapita Rp 239 juta Kalimantan Utara: rasio kepemilikan mobil 34 per 1000 penduduk, PDRB per kapita Rp 191 juta Riau: rasio kepemilikan mobil 90 per 1000 penduduk, PDRB per kapita Rp 150 juta Kepulauan Riau: rasio kepemilikan mobil 86 per 1000 penduduk , PDRB per kapita Rp 142 juta Sulawesi Selatan : Rasio kepemilikan penduduk 84 per 1.000 penduduk, PDB per kapita Rp 106 juta
Menariknya, terdapat daerah yang PDB per kapitanya berada di bawah rata-rata nasional. Meskipun PDB per kapita rendah, kepemilikan mobil tetap tinggi.
“Ada daerah yang pendapatan per kapitanya rendah namun kepemilikan mobilnya tinggi, yaitu Yogyakarta dan Bali,” kata Riyanto.
“Masyarakat mungkin berpendapatan rendah di kawasan wisata, tapi kepemilikan mobil tinggi di kawasan wisata. Entahlah, mungkin pemiliknya dari luar (daerah). Tapi paling tidak ada mobil, jadi Bali dan Yogya,” dia menambahkan.
Berdasarkan data Riyanto, PDRB per kapita Yogyakarta sebesar Rp42 juta, sedangkan rasio kepemilikan mobil sebesar 119 per 1.000 penduduk. Sedangkan Bali memiliki PDB per kapita sebesar Rp56 juta dan rasio kepemilikan mobil 145 per 1000 penduduk.
Pendapatan per kapita di Indonesia diketahui meningkat pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022 dimana PDB per kapita sebesar Rp 71,03 juta atau USD 4783,9.
Sementara itu, Indonesia juga memiliki lima wilayah dengan tingkat kepemilikan rumah terendah. Berikut daftarnya Nusa Tenggara Timur: 21 per 1.000 penduduk, Maluku: 22 per 1.000 penduduk, Nusa Tenggara Barat: 24 per 1.000 penduduk, Sulawesi Barat: 26 per 1.000 penduduk; 1.000 penduduk Maluku Utara: 26 per 1.000 penduduk Aceh: 45 per 1.000 penduduk Sulawesi Tengah: 49 per 1.000 penduduk Papua: 14 per 1.000 penduduk Banten: 29 per 1.000 penduduk Kalimantan Utara: 30
Saksikan video “Jalan Jakarta Mulai Macet Pagi Ini” (riar/din)