Jakarta –
Kementerian Kesehatan dan Perlindungan Lingkungan Israel melaporkan bahwa jumlah nyamuk yang menginfeksi West Nile semakin meningkat. Nyamuk telah menyebar dari pusat Tel Aviv hingga kota resor Eilat di Laut Merah.
Daerah lain yang melaporkan temuan serupa termasuk kota terdekat Herzliya, Petah Tikva, Kiryat Ono, desa-desa dekat kota pesisir Netanya dan Eilat, dan Dewan Regional Hevel Eilot di Israel selatan.
Penemuan ini dilaporkan di tengah wabah di Israel. Sejauh ini, delapan dari 153 orang yang terpapar demam West Nile telah meninggal sejak awal Mei 2024.
Menyusul temuan baru ini, Kementerian Perlindungan Lingkungan telah menginstruksikan pemerintah daerah terkait untuk meningkatkan upaya inspeksi dan pemberantasan. Selain itu, pihaknya mengimbau masyarakat ekstra waspada dan melindungi diri dari gigitan nyamuk
Virus West Nile disebarkan oleh nyamuk dan dapat menginfeksi manusia, burung, nyamuk, dan beberapa mamalia. Dalam kasus yang jarang terjadi, virus dapat ditularkan ke bayi melalui darah, organ, atau plasenta.
Penyakit ini mengancam jiwa karena kebanyakan orang yang terinfeksi virus ini tidak menunjukkan gejala. Mereka tidak akan tahu bahwa mereka terinfeksi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, orang yang terinfeksi virus West Nile dapat mengalami komplikasi yang serius. Gejalanya meliputi sakit kepala, leher kaku, kejang, kehilangan penglihatan, kelumpuhan, pingsan.
Saat ini belum ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Beberapa upaya telah dilakukan untuk mengendalikan IVIG dan antibodi intravena yang disebut interferon.
Obat tersebut berfungsi memperkuat kekuatan sistem kekebalan tubuh, sehingga membantu menghilangkan penyebaran virus di dalam tubuh. Saksikan video “Papua tetap menjadi daerah malaria tertinggi” (Sao/Leng)