Jakarta –

Indonesia termasuk dalam daftar negara yang menghadapi tarif impor baru oleh Presiden AS (AS) dan Donald Trump. Kebijakan ini akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kalau tidak, kebijakan pajak akan berdampak langsung pada biaya pengiriman Indonesia. Ekspor akan diharapkan menurun secara dramatis. Jadi apa yang harus dilakukan pemerintah Indonesia?

CEO Pusat Penelitian Ekonomi dan Hukum (CENOS) Bhimia Yudhistrira mengatakan bahwa apa yang harus dilakukan Indonesia adalah menghadapi beberapa peluang besar, salah satunya menarik investasi atau konstruksi produk jadi di Indonesia.

Namun, Bhimma mengeluarkan surat untuk menarik investasi di beberapa klausa, Anda perlu memutuskan. Selain itu, diperlukan untuk menyiapkan kesiapan infrastruktur untuk sumber daya manusia.

“Poin penting adalah peraturan yang konsisten, efektivitas lisensi, tidak ada RUU yang berisik (RUU Polisi Nasional dan RUU Perintah Pidana adalah penundaan pertama (3/4/20).

Menurutnya, faktor -faktor ini lebih penting daripada investor dicuci dengan insentif keuangan dan daun pajak dan tunjangan pajak. Bhhima mengatakan sudah waktunya bagi pemerintah untuk meningkatkan persaingan.

Selain itu, peran Indonesia Bank (MRS) sangat penting untuk mendukung posisi uang. Bhima menyarankan agar MRS dapat mengurangi tingkat bunga dalam situasi saat ini.

“Bank Indonesia masih menggantikan kegiatan keuangan di mana tabungan asing. MS dapat mengurangi tingkat bunga dasar 50 bps untuk stimulasi aktual industri yang mempengaruhi perang dagang,” katanya.

Di samping berkomunikasi, Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Senior (INDEF), Tauch Akhmad mengatakan bahwa pemerintah Indonesia perlu mengajukan gugatan dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO)/ Organisasi Perdagangan Dunia. Ini dapat dilakukan terintegrasi dengan kebijakan yang dipengaruhi oleh negara.

“Itu tidak hanya mengancam Indonesia, tetapi juga beberapa negara, Vietnam, yang tidak disentuh oleh tarif ini, dipukul 40%, pada kenyataannya, semuanya buruk, jadi itu harus diuji,” katanya.

Kedua, pemerintah harus memperkuat ekonomi dan negara dengan memperkuat penggunaan pemerintah dan memberikan insentif kepada sektor buruh yang lebih besar. Ketiga, ini memperkuat pasar ASEAN ketika pasar Amerika berkurang karena kebijakan pajak.

“Terakhir (keempat), akan ada kejutan besar dalam masalah uang ini, karena pengirimannya tidak cukup, nilai tukar lemah, itu harus menjadi kebijakan moneter. (Ada/RRD)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *