Jakarta –
Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu kondisi dimana terjadi penyumbatan pada pembuluh darah koroner. Penyakit ini dapat diobati dengan operasi bypass jantung atau pencangkokan bypass arteri koroner (CABG).
Prosedur ini merupakan prosedur lanjutan dan harus dilakukan oleh ahli bedah jantung berpengalaman. Tujuan dari CABG adalah untuk menciptakan ‘jalur pendek’ atau bypass agar aliran darah tidak melewati pembuluh darah yang tersumbat dan mengalir dengan baik ke otot jantung.
Prosedur CABG tingkat lanjut ini dapat dilakukan di layanan Pusat Kardiovaskular Mayapada Hospital yang memiliki tim dokter spesialis yang didukung dengan fasilitas medis yang lengkap.
Salah satu Dokter Bedah Toraks, Jantung dan Pembuluh Darah di Mayapada Hospital Surabaya Dr. Mae Yan Ephrata Sembiring, Sp.BTKV, Subsp VE (K) melakukan bypass jantung untuk membuat ‘jalur baru’ di sekitar arteri jantung yang menyempit atau tersumbat, sehingga memungkinkan aliran darah ke seluruh tubuh. kembali dengan lancar.
Hal ini memungkinkan otot jantung tetap mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup. Pembuluh darah lain bisa diambil dari tubuh pasien, seperti kaki, lengan, atau bagian belakang dada, kata dr Mae Ephrata Sembering dalam keterangan tertulisnya, Rabu. (15/1/2025).
CABG merupakan pilihan terapi jika kondisi obstruksi arteri koroner tidak lagi memungkinkan pemasangan stent/cincin.
Menurut Dokter Spesialis Bedah Toraks Vaskular Jantung, SubSpesialis Kardiologi Dewasa, Konsultan di Mayapada Hospital, Jakarta Selatan. Ismail Dilawar, Deputi SPBTKV. Pemasangan stent atau ring jantung JD(K) dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasien. Tidak semua kasus jantung cocok untuk dipasang cincin, terutama jika lokasi sumbatan sulit dijangkau.
“Itu tergantung dari beberapa penilaian, salah satunya adalah seberapa parah hambatannya. Yang kedua adalah jumlah hambatannya, yang ketiga adalah panjang dan singkatnya hambatannya. Bila hambatannya sangat besar, sangat panjang, dan tingkat penghalang lebih besar dari 70 persen,
Selain MICS CABG, operasi CABG biasanya dilakukan dengan pendekatan ‘pump on’ tradisional, yaitu menggunakan mesin bypass kardiopulmoner untuk mengubah fungsi jantung dan paru-paru untuk sementara, termasuk aliran darah dan kandungan oksigen. Prosedur ini menghentikan jantung dan mengevakuasi darah, sehingga memudahkan ahli bedah untuk menghubungkan pembuluh bypass.
Ismail menjelaskan, teknik lain yang digunakan oleh dokter bedah jantung adalah off-pump coronary Artery Bypass Grafting (OPCAB), yaitu teknik yang tidak menggunakan mesin bypass kardiopulmoner.
“Pada metode ini, jantung dibiarkan tetap berdetak selama operasi dengan menstabilkan area tertentu saja yang sedang dikerjakan oleh dokter bedah menggunakan alat khusus,” ujarnya.
Berbagai prosedur CABG tersebut dapat dilakukan di Layanan Pusat Kardiovaskular Lanjutan yang tersedia di seluruh unit RS Mayapam untuk menangani kasus jantung secara komprehensif dan berstandar internasional, mulai dari tindakan preventif, deteksi dini, diagnosis, intervensi jantung, bedah jantung, hingga jantung. . Tim yang terdiri dari ahli rehabilitasi, ahli jantung, dan ahli bedah jantung berpengalaman dalam melakukan teknik bedah canggih yang didukung oleh fasilitas dan teknologi terkini.
Terdapat pendekatan lanjutan pada prosedur CABG yang disebut Minimally Invasive Cardiac Surgery Coronary Artery Bypass Grafting (MICS CABG), yaitu operasi CABG dengan sayatan dada minimal.
“Pada prosedur MICS CABG, sayatan hanya 4-5cm dan tidak ada tulang yang patah, sehingga pemulihan setelah operasi lebih singkat, perawatan luka lebih singkat, dan bekas luka operasi kurang terlihat,” jelas Thoracic. Konsultan Bedah Divisi Jantung dan Pembuluh Darah Dewasa RS Mayapada Tangarang Dr. Arinto Bono Adji Hardzosvoro, sp.btkv, subsp. JD (K).
Berbagai prosedur lanjutan dilakukan di Pusat Kardiovaskular Mayapada Hospital, mulai dari penggantian katup jantung (mitral dan aorta), pengobatan gangguan pembuluh darah aorta dengan prosedur TEVAR dan Benthal, hingga bedah jantung untuk mengobati penyakit jantung bawaan pada anak sebagai tetralogi. Fallot, ASD dan VSD.
Jika Anda atau salah satu anggota keluarga Anda menderita PJK atau gangguan jantung lainnya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter di Pusat Kardiovaskular Mayapada Hospital untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Kini, Anda dapat menjadwalkan pemeriksaan atau pemeriksaan jantung di Pusat Kardiovaskular Mayapada Hospital melalui aplikasi Mayapada Hospital MyCare, yang memberikan akses cepat tanpa perlu lama menginap di rumah sakit, karena MyCare terintegrasi dengan berbagai opsi pembayaran multisaluran.
Pusat Kardiovaskular Mayapada Hospital memiliki Layanan Darurat Jantung yang siap sedia 24 jam sehari untuk menangani keadaan darurat jantung menggunakan protokol berstandar internasional dari pintu ke balon dalam waktu kurang dari 90 menit. Layanan Gawat Darurat Jantung Mayapada Hospital dapat diakses melalui fitur tombol Panggilan Darurat di aplikasi MyCare atau dengan menghubungi Kontak Darurat 150990.
Untuk memantau kebugaran tubuh Anda, MyCare dapat dihubungkan dengan akses Google Fit dan Kesehatan, detak jantung Anda, jumlah kalori yang terbakar, jumlah langkah yang diambil, dan indeks massa tubuh (BMI).
Aplikasi MyCare juga menyediakan informasi kesehatan, informasi layanan dan promosi di Mayapada Hospital. Download aplikasi MyCare di Google Play Store dan App Store untuk mendapatkan poin reward pada pendaftaran pertama MyCare yang dapat digunakan untuk diskon layanan di Mayapada Hospital.
Tonton video “Penyakit Jantung Koroner Meningkat di Usia Muda, Apa Pendorongnya?” (kecuali)