Kuta –

Siapa yang tidak kenal pelari? Rasanya tidak ada turis yang pulang dari Bali tanpa kaos Jogger. Perkenalkan sosok di balik berdirinya pabrik kata ketiga di dunia. Dialah Joseph Theodorus Vulianadi atau biasa disapa Pak Jogger atau Pak Pria sederhana kelahiran Denpasar pada malam tanggal 9 September 1951. “Saya asli Bali, saya lahir di sebuah tempat tidur di kota Denpasar pada tanggal 9 , 9 bulan 1951. Keluarga saya pedagang, tapi bekerja di bidang pengobatan dan jamu,” kata Jogger saat berbincang dengan detikTravel. Wawancara detikTravel dengan Pak Jogger mengungkap kalau Joseph bukan sekadar eksentrik dalam balutan kaos Jogger, tapi eksentrik sejati. Saat berbincang dengan detikTravel, tak jarang sosok Pak Pelari melontarkan kata-kata uniknya dan membuat semua orang tertawa.

Tidak sulit untuk menemukannya. Kepribadiannya ramah dan santai, ia tidak keberatan bertemu dengan pembeli yang ingin berfoto dengannya.

Jogger juga bercerita tentang kisah suksesnya menciptakan pabrik kata ketiga di dunia. Jogar menuturkan, dirinya menempuh pendidikan sekolah dasar hingga menengah di kota Denpasar dan melanjutkan studi di Fakultas Ekonomi Universitas Vidya Mandala Surabaya. Namun, pada tahun 1973, ia memutuskan untuk “mengasingkan” dirinya ke Jerman Barat dan belajar perhotelan. Setelah tiga tahun di Jerman, pada tahun 1976 Mr. Jogger memutuskan untuk pulang dan melanjutkan pekerjaannya di Ilha de Deus. Dia adalah pemandu wisata untuk tamu Jerman. “Dulu saya seorang pemandu asal Jerman, seharusnya saya jadi PNS. Tapi saya takut karena gajinya kecil. Akhirnya saya mulai bekerja,” ujarnya. “Membuat bisnis ini adalah bentuk keterpaksaan dari saya, saya tipe bisnis, bukan tipe pekerja. Dulu aku ikut bisnis keluarga, tapi aku merasa itu bukan tipeku, jadi akhirnya aku menyerah,” imbuhnya. Riu pada bulan Agustus 1980 dengan modal awal Rp 500.000. Jogar memulai karir profesionalnya di bidang batik dan kerajinan. Sistem pemasarannya masih sangat sederhana, door to door atau mengetuk rumah-rumah penduduk, karena belum ada toko. “Saya mempertaruhkan Rp 500 ribu untuk membeli sampel produk pada tahun 1980. Itu modal pertama saya, setelah 3 bulan saya tidak perlu menggunakan modal sendiri. Mottonya Senik Lentang, cari untung sedikit tapi pelanggan banyak,” kata Pak Jogger. Namun berkat dukungan lintas partai, Pak Jogger berhasil membuka toko pertamanya pada tanggal 19 Januari 1981 di Jalan Sulawesi no. 37 Denpasar. Toko ini ia namakan ‘Toko Seni dan Batik Jogger’. “Kami pertama kali membuka toko dengan nama Jogger pada tanggal 19 Januari 1981 di gudang milik keluarga saya dan mengubahnya menjadi toko bernama Art & Batik Shopjogger,” ujarnya.

Ia mengatakan, nama Jogger merupakan gabungan dari namanya, Joseph, dan nama depan mantan teman sekolahnya di Hotel Fachschule, Gerhard Seeger. Ia memilih nama ini sebagai bentuk rasa terima kasihnya, karena Tuan Gerhard Seeger memberinya uang sebesar US$20.000. Waktu terus berjalan, akhirnya dari satu toko Pak Jogger berhasil membuka toko lainnya di Jalan Sulawesi no. 41 Denpasar. Tak berhenti sampai di situ, ia kembali membuka ‘Permainan Ketiga’ dengan nama ‘Pusat Kerajinan Jogar’ di Jalan Raya Kuta. Jogger mengatakan, pada penghujung tahun 1989 ia sebenarnya “bertobat” dan mengurungkan niatnya menjadi konglomerat. Ia menutup 2 dari 3 toko Jogger dan mengubah orientasi bisnisnya dari yang awalnya menguntungkan menjadi berorientasi pada kebahagiaan. Dalam menjalankan hidup dan usahanya, Pak Jogar memiliki filosofi unik yang disebutnya Baju2ra6ber, seperti baik hati, jujur, ramah, bijaksana, bertanggung jawab, imajinatif, proaktif, berani, bersyukur dan suka menolong.

Seolah mempunyai naluri yang kuat, pada tahun 1990, tepatnya 3 tahun sebelum resmi dilarangnya penggunaan nama asing, Pak Jogger sudah mengganti nama tokonya menjadi ‘Jogger Words Factory’. “Pada tahun 1990, saya berencana mengubah nama menjadi Craft Center, tapi saya tahu saya kurang rajin. Nah karena saya suka ngomong, akhirnya jadi Jogger Words Factory,” kata Jogger. Saya tertawa lagi. “Kami pabrik kata ketiga di dunia. Tahukah Anda kenapa? Karena yang pertama dan kedua tidak ada. Kami pionirnya,” tandasnya. Sejak tahun 1990, Pak Jogger telah berulang kali diminta untuk “menipu orang dengan cara yang benar” di berbagai forum. Ia berbagi resep rahasia menjadi pebisnis dan ‘penipu’.

“Penipu adalah pedagang karena dia menipu banyak orang dengan cara yang baik, jujur, sah, adil, dan menyenangkan,” ujarnya. Berkat kegigihan Anda dalam menerapkan Orientasi Bahagia, Pabrik Kata Jogger kini berlokasi megah di dua lokasi. Salah satunya di Jalan Raya Kuta dan Jogger Friend di Jalan Raya Denpasar-Bedugul KM ​​​​​​​​37,5, Luvus. “Sekarang ada 2 toko. Cabang di kawasan Luvus belum ada, tapi kami sebut Teman atau tempat paling nyaman. Karena minimnya tempat parkir di Kuta, akhirnya kami mulai Teman Jogger di Luvus,” ujarnya. dia berkata. Salah satu pesan yang selalu beliau sampaikan adalah membiasakan niat baik sebelum, saat, atau setelah melakukan sesuatu. Hindari melakukannya secara berlebihan karena dapat menimbulkan dampak buruk. “Hanya saja, sesuatu yang berlebihan pasti tidak baik,” ujarnya. Percakapan detikTravel dengan Pak Jogger diakhiri dengan kata-katanya yang aneh.

“Kalau orang pernah ke Bali tapi belum ke Jogar, berarti pernah ke Bali tapi belum ke Jogar. Tapi kalau orang pernah ke Jogar, berarti sudah ke Bali, karena Jogar hanyalah Bali,” kata Jogar. dia berkata. Tertawa setelah berkata.

Tonton video “Wisatawan Serbu Toko Oleh-Oleh di Bali, Ini Paling Populer!” (feminin/feminin)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *