Jakarta –

Perusahaan keamanan siber CrowdStrike melakukan kesalahan fatal saat meluncurkan pembaruan yang salah. Hal ini mengakibatkan terjadinya blue screen of death (BSOD) pada sistem operasi Windows pada komputer perusahaan besar di dunia yang menginstalnya. Lalu apakah Indonesia terkena dampaknya?

Pakar keamanan siber dari Akuncom, Alphonse Tanujaya mengungkapkan, Indonesia sebenarnya terkena dampak dari permasalahan ini. Namun, dia menjelaskan, situasi saat ini masih relatif aman.

“Indonesia menderita. Tapi user base-nya kecil. Banknya hanya sedikit dan mereka di back office, bukan front office. Jadi kecil,” kata Alphonse saat dihubungi detikINET melalui pesan WhatsApp, Sabtu (20/7). .2024).

Dia mencontohkan back office yang dimaksud misalnya pada departemen keuangan, hukum, atau sumber daya manusia. Sedangkan front office ibarat kasir, customer service atau check-in.

“Intinya yang bersentuhan langsung dengan nasabah adalah front office. Yang tidak berhubungan langsung dengan pelanggan adalah back office,” jelas Alphonse.

Belum lagi, kata dia, format work from home (WFH) di Indonesia belum setinggi di negara maju. Dengan begitu, jika masalah seperti itu muncul, tim IT masing-masing perusahaan akan siap di lokasi dan dapat melakukan mitigasi dengan cepat.

Berbeda dengan negara maju yang tingkat WFH-nya lebih tinggi. Oleh karena itu, komputer yang bermasalah secara teknis tidak dapat dipulihkan dengan cepat, mengingat diperlukan akses di tempat.

Alphonse melanjutkan, ada perusahaan di Indonesia yang menggunakan CrowdStrike. Ada yang berasal dari lembaga keuangan, maskapai penerbangan, dan perusahaan besar, katanya.

“Yang penting perlu real-time, sama seperti maskapai. Jadi satu pesawat tertunda, menyebabkan tertundanya pesawat berikutnya dan meluas sehingga menimbulkan kekacauan,” kata Alphonse.

Sebagai latar belakang singkat, Jumat lalu, orang-orang di seluruh dunia mengalami layar kesalahan yang dikenal sebagai Blue Screen of Death (BSOD) di Microsoft Windows. Masalah ini bukan kesalahan Microsoft, melainkan akibat pembaruan pada produk Falcon CrowdStrike.

Falcon adalah platform yang dirancang untuk menghentikan serangan cyber menggunakan teknologi cloud. CrowdStrike mengatakan sedang dalam proses pembaruan global.

Dampaknya sangat luas, karena komputer yang didukung Microsoft merupakan jantung dari sebagian besar infrastruktur teknologi dunia. Pengoperasian bandara, lembaga perbankan, toko online, media massa, dan lain-lain terganggu. Tonton CEO CrowdStrike Menjelaskan Layar Biru Windows yang Besar (hps/fyk)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *