Jakarta –
Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan Indonesia akan mengalami banjir lansia pada periode 2035-2040. Jumlah penduduk lanjut usia diperkirakan mencapai 17 hingga 20 persen dari komposisi demografi penduduk.
Untuk mengatasi demografi tersebut, BRIN meningkatkan literasi tentang kesehatan fisik dan mental lansia.
“Dengan perkiraan proporsi lansia yang semakin meningkat, maka kita mempunyai tugas untuk memastikan ke depan kita sebagai lansia tetap dapat produktif dan berkontribusi terhadap perekonomian negara,” kata peneliti BRIN tersebut. Pusat Penelitian Kependudukan Resti Pujihasvuty. dalam webinar ‘My Lansia in the Aging Population’, dikutip Antara, Jumat (21/6/2024).
Resti mengatakan pada tahun 2035, jumlah penduduk lanjut usia akan meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun 2020 yang berjumlah 26 juta jiwa, sehingga pada tahun 2035-2040 jumlahnya akan menjadi 48 juta jiwa.
Menurut penelitian yang dipublikasikan Universitas Respati Indonesia (URINDO), ketika lansia menghabiskan masa tuanya dengan sakit fisik atau mental, maka total peluang ekonomi yang hilang keluarga setiap bulannya setidaknya mencapai Rp 1 triliun.
Selain itu, penelitian tersebut mengasumsikan bahwa seorang lansia yang sehat dan tetap produktif dapat memiliki pendapatan sekitar Rp 1 juta per bulan. Sebaliknya, anggota keluarga yang merawat lansia yang sakit diperkirakan kehilangan setidaknya Rp 4 juta setiap bulannya.
Oleh karena itu, BRIN menekankan pentingnya penguatan pendidikan dan literasi tentang cara menjaga kesehatan fisik dan mental individu seiring bertambahnya usia. Salah satu caranya adalah dengan memastikan lansia tidak kesepian karena kondisi ini dapat berdampak buruk bagi kesehatannya.
Resti juga mengatakan, berdasarkan Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, frekuensi lansia mengalami gangguan jiwa ringan sebesar 12,8 persen. Sedangkan prevalensi lansia mengalami depresi sebesar 7,7 persen.
“Jadi kesepian mempunyai dampak negatif terhadap kesehatan mental lansia, mulai dari depresi, percobaan bunuh diri, tekanan psikologis yang tinggi, kecemasan, hingga skizofrenia,” jelasnya.
Tak hanya itu, kesepian juga dapat menimbulkan gangguan kesehatan fisik, seperti serangan jantung, stroke, kanker, diabetes, Alzheimer bahkan kematian dini pada lansia. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk mempunyai hubungan dan interaksi sosial yang positif dengan keluarganya, serta komunitas sebaya untuk menjaga keterhubungan lansia dengan lingkungan sekitarnya.
Saksikan juga video ‘Kisah Bahagia Jamaah Haji Lansia: Makanan Enak, Staf Baik’:
(ketuk/ketuk)