Jakarta –
Read More : Jawaban Faby Marcelia Saat Anak-anak Sudah Minta Papi Baru
Tanda-tanda buruknya kinerja keuangan PT. Indofarma (Persero) Tbk. Sebenarnya hal itu sudah terjadi sejak lama. Shadik Akasija, Direktur Utama BUMN Farmasi Holding Bio Farma, mengatakan tren penurunan semakin terlihat mulai tahun 2021. Dalam keterangan detikFinance, Shadik mengungkapkan pendapatan Indofarma pada 2023 sebesar Rp 524 miliar atau turun pendapatan sebesar 54,2%. 2022 yang mencapai Rp 1,14 miliar. Jumlah tersebut juga kurang dari 70% dari target perseroan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023 sebesar Rp 1,87 triliun.
Indikator lainnya adalah rekor kerugian yang meningkat. Saat ini, pada tahun 2023, kerugian perseroan meningkat 40% dibandingkan tahun 2022 yakni Rp 605 miliar. Sementara rangkuman detikFinance menyebutkan beban sebelum pajak atau EBITDA tahun 2023 negatif Rp 293 miliar.
Meski tidak dimulai dari situ, belakangan Indopharma menjadi sorotan karena dugaan korupsi yang mendera perusahaan tersebut. Diketahui, dalam ringkasan hasil pemeriksaan Semester II 2023 yang dilaporkan BPK ke DPR, Kamis (6/6), Indofarma dan anak usahanya, PT IGM (Indofarma Global Medika) melakukan berbagai pemeriksaan yang mengindikasikan adanya aktivitas penipuan atau kerugian.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, dilaporkan beberapa aktivitas seperti transaksi jual beli fiktif dan pinjaman online.
“Pinjaman yang dilakukan fintech yang tidak memihak perusahaan membuat IGM rugi Rp 1,26 miliar,” kata Shadik kepada detikFinance, Rabu (19/6).
Menteri BUMN Eric Thohir pun angkat bicara soal ini. Katanya, ini akibat korupsi oknum tertentu. Ia juga mengatakan, kasus tersebut sudah dilimpahkan ke Kejaksaan.
“Saya belum dapat laporannya, cuma korup ya, korup,” kata Eric seperti dikutip detikFinance, Jumat (6/7/2024).
Lantas apa yang akan dilakukan Eric Thohir selanjutnya? Apakah ada upaya untuk menyelamatkan perusahaan-perusahaan pemerintah yang terperosok dalam korupsi? Ikuti diskusi bersama wakil pemimpin redaksi detikFinance dalam Editorial Review.
Beralih ke Bali, detik Sore edisi 20 Juni 2024 kali ini akan membahas rumitnya permasalahan harga properti di Bali yang semakin sulit dibeli. Apa penyebabnya? Benarkah masyarakat Bali kesulitan mendapatkan rumah di tanah sendiri? Ikuti laporannya bersama Editor DetikBali. Sementara itu, sebelum matahari terbenam, bagi kamu yang ingin mempererat tali silaturahmi, detikSore akan menghadirkan komunitas pertemanan baru yang akan berbagi cara berteman dengan orang baru dengan cara yang menyenangkan.
Senin-Jumat, 15:30-18:00 VIB, 20.detik.com dan ikuti terus liputan mendalam detikcom tentang berita hangat hari ini, disiarkan langsung (live streaming) di TikTok detikcom. Jangan lewatkan analisa pasar saham menjelang penutupan IHSG di awal acara. Sampaikan komentar Anda melalui kolom live chat yang tersedia.
“Detik-detik sore, bukan sekedar hore!”
“Indofarm Terjebak Korupsi, Simpan atau Tenggelam?”