Jakarta –
Pemerintah akan terus mengimpor beras pada tahun ini. Badan Pengawas Obat dan Makanan Denmark mengungkapkan impor beras tahun ini mencapai 5,18 juta ton.
Sebagai informasi, impor tersebut bertujuan untuk mengisi cadangan pangan pemerintah (CPP) dan memperkuat cadangan pangan pemerintah daerah (CPPD) untuk meminimalisir perbedaan harga beras antar daerah.
“Harus dilaporkan impor beras saat ini sebanyak 1.774.904 ton atau sekitar 1,77 juta ton. Dan rencana impor periode Mei sampai Desember sesuai kesepakatan hasil rapat koordinasi adalah 3,4 juta ton. Oleh karena itu, pada tahun ini kita akan mengimpor kurang lebih 5,18 juta ton dengan syarat tidak ada impor pada saat itu panen,” kata petahana tugas Sekretaris Utama NFA Sarwo Edhy pada Rapat Koordinasi Daerah Pengendalian Inflasi, dikutip dari YouTube Kemendagri, Selasa (25/06/2024).
Beras yang diimpor tahun ini sebagian berasal dari sisa kuota impor tahun 2023. Sementara total kuota impor tahun ini dan izin impor (PI) yang diterbitkan sebanyak 3,6 juta ton. Awalnya kuota ditetapkan 2 juta ton, kemudian ditambah 1,6 juta ton.
“PI yang dikeluarkan tahun ini sebesar 3,6 juta ton. Stok beras pada akhir tahun 2024 berjumlah 9,6 juta ton dengan asumsi impor 5,1 juta ton,” jelasnya.
Edhy menjelaskan, impor beras diperlukan karena perkiraan produksi beras tahun ini lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Hanya pada masa panen Januari hingga Juni 2024 tercatat terjadi penurunan.
“Diperkirakan produksi tahun 2024 bisa tercapai sebesar 31,5 juta ton setara beras, belum memperhitungkan banjir, kekeringan, atau hama dan penyakit. Kalau bisa dicapai setara beras 31,5 juta ton, maka bisa dikurangi lagi karena periode Januari-Juni 2024 dibandingkan dengan “Sama Januari-Juni 2023, saat ini kita mengalami kekurangan di level 2,4 juta ton. Impor harus diharapkan karena impor tersebut bukan barang haram dan dilakukan meski tidak ada produksi dalam negeri,” tutupnya.
Saksikan juga video “Saya Mau Impor Beras, Susah, Ini Pesan Jokowi ke Kepala Daerah”:
(dia)