Surabaya, Suaramerdeka.com – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang disebut Dana Moneter Internasional (IMF) menjadi ancaman besar.
IMF mengatakan AI berpotensi meningkatkan kesenjangan dan menyebabkan hilangnya 40 persen pekerjaan
Sementara itu, banyak dari pekerjaan tersebut diperkirakan akan digantikan oleh AI.
Baca Juga: Geopolitik Global Memanas, Produksi Minyak Indonesia Terus Menurun, DPR Minta SKK Migas Maksimalkan Operasi
Guru Besar Ilmu Ekonomi Universitas Airlanga. Bapak Herianingram SE MSc menjawab bagaimana AI mengancam stabilitas lapangan kerja di Indonesia.
Menurutnya, banyak ancaman yang menyasar pekerjaan yang hanya membutuhkan keterampilan rendah.
Semua pekerjaan tersebut dapat digantikan oleh otomasi teknologi, seperti robot.
Baca juga: Serangan Iran ke Israel Bisa Picu Inflasi di Indonesia, Sektor Ini Diduga Paling Terdampak
“Jumlah pekerjaan berketerampilan rendah yang dapat diotomatisasi dengan robot dan sejenisnya juga akan berkurang.”
“Misalnya pekerjaan di bidang jasa, terutama yang melibatkan tugas-tugas rutin dan berulang-ulang,” ujarnya.
Dikatakan bahwa penggunaan AI di lembaga perbankan dapat mengurangi jumlah tenaga kerja untuk fungsi administrasi dan layanan pelanggan.
Baca Juga: Semarang vs Solo: Perbandingan Dua Kota Metropolitan Maju di Jawa Tengah
Akibatnya, pekerjaan dengan sistem yang diotomatisasi oleh AI pasti akan menurun.
Upaya penanganan dampak AI harus mendapat banyak perhatian, klaim Prof. Sri.