Jakarta –
Majorca di Spanyol sedang berjuang melawan pariwisata yang berlebihan. Untuk mengurangi konsentrasi wisatawan, Mallorca sedang menyusun rencana pengurangan kuota jumlah wisatawan, termasuk pembatasan wisatawan, jumlah kapal pesiar, dan penerbangan.
Meluncurkan ekspres, pada Rabu (6/11/2024) pihak Més per Mallorca mengusulkan pengurangan jumlah akomodasi di pulau tersebut. Selain itu, peraturan ini membatasi perjalanan udara dan jumlah kapal pesiar yang beroperasi di wilayah tersebut. Sejak itu, pembatasan jumlah pengunjung diberlakukan dan semua kegiatan promosi pemasaran Majorca sebagai tujuan wisata dihentikan.
Perwakilan pemerintah dari sektor pariwisata yang biasanya menghadiri konferensi perjalanan dan acara perdagangan juga tidak akan diutus. Setelah ini, jet pribadi akan dilarang di bandara Balearic dan jumlah penerbangan akan dikurangi pada musim panas.
Menurut laporan Travel Tomorrow, kapasitas maksimal kapal pesiar dibatasi hanya 4.000 penumpang per hari yang diperbolehkan mengunjungi Palma, ibu kota Majorca.
Rencana tersebut mengusulkan agar pendapatan dari pajak pariwisata berkelanjutan digunakan untuk meningkatkan akomodasi wisata yang ada di pulau tersebut. Perumahan dapat dipindahkan ke pasar sewa jangka panjang, yang dapat membantu menyediakan perumahan bagi penduduk lokal.
Usulan tersebut muncul ketika Spanyol menghadapi krisis pariwisata besar yang memicu protes di beberapa wilayah, termasuk Kepulauan Balearic. Namun, beberapa pihak berpendapat bahwa perekonomian pulau ini masih sangat bergantung pada wisatawan.
Direktur Pariwisata Majorca, Susanna Sciacovelli menegaskan, kawasan tersebut masih bergantung pada pariwisata yang sesuai dengan jumlah wisatawan yang datang ke kawasan tersebut. Jadi batas 40% itu perlu ditinjau ulang.
“Perlu diklarifikasi bahwa kita bergantung pada pariwisata saat ini, sektor ini menyumbang 87% PDB dan 40% lapangan kerja. Banyak destinasi lain yang telah bekerja keras untuk mencapai apa yang kita miliki. Sekarang, di mana Anda tanpa pariwisata?” kata Susanna. Saksikan video “Bagaimana Kemenparekraf Cegah Over-tourism Saat WWF Bali” (upd/fem)