Jakarta –

Banyak hotel di Dubai menaikkan tarif sewa kamar setelah banjir. Penduduk lokal dan wisatawan berbondong-bondong menyewa karena rumah penuh dan penerbangan tertunda.

Berdasarkan laporan yang dimuat Khaleej Times, pada Jumat (19/4/2024) wisatawan dan warga lokal terpaksa membayar hotel mahal karena beberapa jaringan hotel memutuskan menaikkan harga sewa kamar. Harga normal hotelnya AED 345 (sekitar 1,5 juta) namun dinaikkan menjadi 1.000-AED 8.000 (4,4 juta-35 juta).

Kebijakan ini mengejutkan warga dan wisatawan, karena di tengah aksinya mereka harus mengeluarkan biaya sewa kamar yang mahal. Saat operasi penyelamatan dan pembersihan sedang berlangsung di seluruh kota, masyarakat yang tinggal di rumah yang terkena dampak banjir terpaksa pindah ke hotel, sehingga menyebabkan ketegangan antara wisatawan dan penduduk lokal.

“Sungguh, itu hal yang sangat buruk, saya mencintai Dubai dan saya selalu datang ke sini, tapi menurut saya tidak normal jika dunia bisnis mengambil keuntungan dari masalah masyarakat, ini memberi nama buruk pada kota tua yang besar. Karena, bahkan jika kami ingin pergi, kami harus menghindari kenaikan harga, kami tidak bisa melakukannya sekarang,” kata Mona Ireland yang datang berlibur ke Dubai tiga pekan lalu.

“Saya berpikir untuk memperpanjang waktu saya dan check in ke hotel saya sebelum topan terjadi. Saya diberitahu bahwa masih ada lagi, jadi perpanjangan waktu seharusnya tidak menjadi masalah,” tambahnya.

Sehari sebelum keberangkatan (Rabu), saya bicara dengan resepsionis, mereka memberi tahu saya bahwa hotel sekarang penuh karena banjir, dan orang harus pindah ke hotel, tambahnya.

Setelah menelepon beberapa hotel di sekitar kota, Irlandia diberikan tarif mulai dari AED 1.000 hingga AED 8.000 per malam dengan kamar hotel standar mulai dari AED 345 per malam.

Kisah tersebut juga disaksikan oleh Alex Jackson, 35, seorang turis asal Inggris yang sedang berlibur di Dubai bersama temannya. Ketika harga hotel meroket, dia memutuskan untuk tinggal di lobi.

“Karena kami tidak punya keluarga di kota dan tidak mampu membeli hotel kelas atas, kami berencana untuk tidur di ruang tamu sampai kami meninggalkan kota,” katanya.

Belum ada tanggapan dari hotel-hotel yang dihubungi media, dan banyak di antara mereka yang menolak berkomentar. Namun, salah satu staf hotel yang menolak disebutkan namanya mengatakan mereka kini telah pergi.

“Kami tahu semua orang menderita. Tapi semua hotel menaikkan harga, jadi kami harus ikut,” katanya.

Sebelumnya, pihak berwenang meminta masyarakat untuk tinggal di rumah dan tidak pergi ke bandara kecuali penerbangan tersebut dikonfirmasi oleh perusahaan. Penumpang juga diberitahu bahwa meskipun bandara dibuka, namun beroperasi dengan penerbangan terbatas.

Selain kamar hotel yang mahal, ada cerita yang beredar di media sosial dan situs web tentang turis dan penduduk lokal yang membayar ongkos taksi. Tonton video “Pusat Meteorologi UEA di Dubai: 57 tahun sejarah” (sym/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *