Jakarta –
Presiden Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan perseroan telah melunasi utangnya sebesar Rp 18 triliun. Kewajiban terdiri dari pembayaran pokok yang dilakukan kepada pensiunan.
“Dengan perubahan yang kami lakukan dari tahun 2020 hingga sekarang, kami telah memperoleh keuntungan sebesar Rp 11,7 triliun selama tiga tahun. Kemudian kami telah melunasi utang bank sebesar Rp 11,3 triliun, dan utang utama kami turun sebesar Rp 11 triliun menjadi Rp 3,7 triliun. triliun “Kami telah membayarkan iuran pensiun sebesar Rp3 triliun yang belum pernah kami bayarkan sebelumnya,” kata IDR Abdul Ghani saat rapat dengan Komite VI DPR RI, Selasa (25 Juni 2024).
Kemudian salah satu anggota Komisi VI DPR RI menanyakan berapa utang yang harus dibayar Holding Perkebunan. Abdul Ghani pun menjawab, masih ada utang sekitar Rp 30 triliun dari Rp 43 triliun.
“Dari 43 triliun rupiah, hanya tersisa 30 triliun rupiah,” ujarnya.
Dalam kurun waktu tiga tahun sejak Holding Perkebunan Nusantara melakukan transformasi, perseroan berhasil mencatatkan laba bersih setiap tahunnya. Itu karena dari tahun 2014 hingga 2020, perusahaan mengalami kerugian hingga $5,4 triliun.
Dalam tiga tahun, keuntungan BUMN mencapai Rp 11,7 triliun. Angka tersebut terdiri dari penurunan laba tahun 2021 sebesar Rp4,04 triliun, laba tahun 2022 sebesar Rp6,02 triliun, dan laba tahun 2023 sebesar Rp1,02 triliun. (ada/dari)