Jakarta –
Beberapa orang merasa bahwa berdiri dan aktif di tempat kerja selalu lebih baik daripada duduk dalam jangka waktu lama.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara olahraga di tempat kerja dan kesehatan tidaklah sederhana. Berdiri terlalu lama dapat berdampak buruk pada tekanan darah. Sementara itu, ada risiko terkait duduk terlalu lama.
Menurut Very Well Health, peneliti menganalisis data dari 156 karyawan dengan usia rata-rata 62,4 tahun yang berpartisipasi dalam studi tentang pensiun dan penuaan di Finlandia. Semua peserta menggunakan akselerometer untuk mencatat aktivitas seperti duduk, berdiri, dan olahraga ringan, sedang, dan berat. Tekanan darah peserta juga diukur selama penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerja yang lebih banyak duduk di malam hari memiliki tekanan darah sistolik yang lebih rendah.
Sebaliknya, orang yang berdiri lebih lama di siang hari cenderung memiliki tekanan darah sistolik yang lebih tinggi. dan menurunkan tekanan darah lebih sedikit Tekanan darah diastolik, yang merupakan angka terbawah dalam pembacaan tekanan darah. Ini menunjukkan tekanan di arteri saat jantung istirahat dan terisi darah.
Studi ini menemukan bahwa duduk dalam waktu lama dikaitkan dengan tekanan darah diastolik yang lebih stabil pada lansia dibandingkan dengan berdiri atau berolahraga.
Berdiri tidak selalu buruk. Namun berdiri dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan perubahan pada tubuh yang mempengaruhi tekanan darah.
Jooa Norha, MSc, penulis utama studi tersebut dan peneliti PhD dari Universitas Turku, Finlandia Menjelaskan bahwa gravitasi menyebabkan darah menggenang di tungkai dan kaki. Hal ini mengakibatkan berkurangnya aliran darah ke tubuh bagian atas.
Untuk mengatasinya akan mengecilkan pembuluh darah. Saat jantung bekerja lebih keras untuk menjaga aliran darah tetap stabil, Norha mengatakan mekanisme ini dapat meningkatkan tekanan darah.
Kondisi ini juga mempengaruhi pola tekanan darah di malam hari. Berdiri terlalu lama dapat mencegah tekanan darah turun secara alami di malam hari. Dengan demikian tekanan darah tetap tinggi sepanjang siang dan malam.
Dalam jangka panjang, seringkali menyebabkan pengerasan pembuluh darah. Hal ini dapat meningkatkan tekanan darah total.
Dampak lain yang mungkin terjadi adalah peningkatan risiko penyakit jantung. Otot jantung bisa menjadi tebal dan kencang jika jantung harus bekerja lebih keras. Hal ini pada akhirnya dapat memicu kelainan seperti gagal jantung.
James AS Muldowney III, MD, asisten profesor di Vanderbilt Heart and Vascular Institute, mengatakan bahwa tekanan darah yang lebih rendah pada pekerja yang tidak banyak bergerak mungkin mencerminkan proses penuaan biologis yang lebih cepat dibandingkan dengan orang yang lebih aktif.
Muldowney menambahkan, pada lansia pembuluh darah cenderung mengeras. Oleh karena itu, tekanan darah yang lebih rendah pun menurun. Hal ini sejalan dengan kepercayaan tradisional bahwa olahraga ringan dapat melindungi tubuh dari gangguan pada sistem kardiovaskular.
Penelitian ini bukan yang pertama yang menghubungkan pekerjaan menetap dengan risiko penyakit jantung. Data dari lebih dari 7.000 pekerja di Kanada menunjukkan bahwa orang yang lebih banyak berdiri di tempat kerja memiliki risiko penyakit jantung dua kali lipat dibandingkan mereka yang lebih banyak duduk.
Namun menurut Neel Chokshi, MD, direktur Pusat Penyakit Jantung Digital di Penn Medicine, faktor lain seperti tingkat stres pekerjaan juga dapat memengaruhi hasil ini. (kna/kna)