JAKARTA – Menteri Kesehatan Buni Gunadi Sadikin membuka data tentang perbedaan yang signifikan dalam harga jenis obat yang sama di rumah sakit yang berbeda. Perbedaannya umumnya antara rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta.

Read More : MBG Disesuaikan Selama Puasa, BPOM Pastikan Aman Dibawa Pulang

Budi mengatakan dia akan meningkatkan tata kelola, dan akan menangani hasil ini.

“Jadi, setelah membandingkannya, kami tidak membeli obat yang tidak sama untuk merek yang sama di rumah sakit atau rumah sakit lain,” kata Menteri Kesehatan pada pertemuan kerja dengan Kamar Perwakilan IX, Rabu (09/30/2025).

“Beberapa mahal, yang lain murah, semuanya berbeda, saya bertanya kepada sektor swasta, mungkin saya bisa mendapatkan diskon 30-40 persen, karena kami hanya mendapatkan diskon 4 % 6 %? Kisaran rumah sakit bisa berbeda dari rumah sakit lain,” lanjutnya.

Menteri Kesehatan telah menyebutkan salah satu perbedaan dalam harga obat -obatan jantung yang tersembunyi, setahun di mana pemerintah dapat membeli total 26 miliar rp. Jika terperinci, obat yang dijual dengan harga kesatuan di rumah sakit atau rumah sakit lain mencapai perbedaan bahkan hingga 10 juta rps.

“Ternyata sebuah rumah sakit di rumah sakit lain sangat berbeda, ada hingga puluhan juta, ada orang -orang yang, di samping spesifikasinya, benar -benar salah, tetapi ada juga yang tidak, kami sedang mengatur ulang,” katanya.

Salah satunya adalah Occudder Jantung, sektal beragam yang didistribusikan oleh Pt Nugra Karsera. Harga kesatuan di Rumah Sakit Umum Karia adalah RP. 41 juta saat berada di rumah sakit untuk anak -anak dan RP. 31 juta.

Hasil yang kurang lebih sama seperti dalam catatan bahwa obat -obatan dijual untuk memperluas distribusi DUTTI dari pekerjaan PT Nugra Karsera di Rumah Sakit Wahidin 29 juta, sementara di rumah sakit HAPAN KITA RP. 20 juta.

“Ini untuk mengatur ulang, sehingga tata kelola farmasi kami bisa baik, sehingga efisiensi manajemen operasional kami, pendanaan, bisa lebih tertib,” pungkasnya.

Tonton video “Pesan video Menkes untuk RS: Perawat harus disimpan, bukan PPD Bully!” (NAF/KNA)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *