Jakarta –
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia mengungkap efek samping langka dari vaksin COVID-19 AstraZeneca yang akhir-akhir ini menimbulkan kehebohan. Perusahaan telah mengakui bahwa trombosis terjadi pada pembuluh darah dengan sindrom trombositopenia langka (TTS).
BPOM RI menemukan kejadian TTS yang terkait langsung dengan vaksin AstraZeneca sangat jarang terjadi atau kurang dari 1 dalam 10.000 kasus. Pihaknya juga memastikan hingga saat ini belum ada kasus TTS terkait vaksin AstraZeneca.
“Manfaat penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca lebih besar dibandingkan risiko efek sampingnya. Hingga April 2024, belum ada laporan kejadian keamanan, termasuk kejadian TTS terkait vaksin AstraZeneca COVID-19 di Indonesia,” demikian bunyi pernyataan BPOM RI. keterangan Detikcom, Minggu (5/5/2024).
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan BPOM RI bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), kondisi TTS biasanya muncul antara empat hingga 42 hari setelah pemberian AstraZeneca. vaksin Jika terjadi di luar jangka waktu tersebut, BPOM RI menyatakan kejadian TTS tersebut tidak ada kaitannya dengan vaksin AstraZeneca.
BPOM, Kementerian Kesehatan, dan Komnas KIPI juga terus memantau keamanan vaksin yang digunakan di Indonesia dan dampak buruk pasca imunisasi, kata BPOM.
BPOM mengimbau masyarakat untuk melaporkan reaksi merugikan pasca penggunaan vaksin pada program imunisasi sebagai bagian dari pemantauan kefarmasian, ujarnya. Tonton video “Komnas KIPI tidak menerima laporan kasus TTS akibat vaksin AstraZeneca” (avk/up)