Jakarta –
Jika terjadi kecelakaan, bandara bisa menjadi alternatif pengobatan. Pada saat yang sama, cobalah kereta bandara dan bus.
Kalau bukan di bandara, tempat apa lagi yang mengucapkan selamat tinggal dan selamat datang? Ada kesedihan yang nyata dalam perpisahan dan kegembiraan dalam reuni.
Dari Jakarta Pusat, detikTravel naik Kereta Bandara BNI City dari Stasiun Sudirman Baru menuju Bandara Soekarno Hatta. Kereta dilengkapi dengan fasilitas yang nyaman seperti AC, kursi empuk yang dapat diatur, pemandangan hutan hijau serta suasana bersih dan sejuk di dalam kereta.
Tiket kereta api bandara dari Stasiun BNI City menuju Bandara Soekarno-Hatta dibanderol Rp 70.000. Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, pemudik akan diarahkan menuju Skytrain yang akan mengantarkan penumpang menuju Terminal 1, Terminal 2, atau Terminal 3.
Perjalanan dari Stasiun Sudirman Baru BNI City menuju Bandara Soekarno-Hatta hanya memakan waktu sekitar 48 menit dengan titik berbeda dari Manggarai, BNI City, Duri, Rawa Buaya, Batu Jepar dan Bandara Soekarno-Hatta. Penumpang dapat mendengarkan playlist favorit mereka yang menyedihkan atau podcast inspiratif tentang cinta diri saat berada di kereta.
Namun kali ini detikTravel berangkat ke bandara untuk melakukan perjalanan atau tidak menjemput seseorang. Kali ini bandara dipilih, bahkan dua minggu sebelumnya, saat kesedihan ayah masih membekas.
Sesampainya di terminal keberangkatan 3, wajah-wajah gelap terekam. Yang lain terluka tapi berusaha menutupinya.
DetikTravel memperbesar salah satu sosok yang duduk. Dia sedang duduk di salah satu kursi di ruang tunggu, tampak marah.
Usai perbincangan, ternyata penumpang tersebut, Lauren, tidak akan melakukan perjalanan. Ia sengaja datang ke Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta untuk menyendiri dan mengenang kembali kenangan manis bersama pasangannya.
Lauren mengatakan dalam sebuah wawancara: “Saya ingat waktu yang saya habiskan bersama pacar saya. Kami sering makan di sini sambil menunggu dia berangkat, menonton pesawat dan minum sebelum dia berangkat. Memikirkan kembali bandara ini menyembuhkan penyakit saya. keinginan” bersama detikTravel.
Katanya, dia baru saja naik kereta bandara dan duduk di Terminal 3.
Usai bincang singkat, detikTravel berpamitan. Dia masih sendirian.
Lauren tidak sendirian. Sebuah keluarga dari detikTravel baru saja berangkat ke Bandara Soekarno Hatta yang ditinggal ayahnya selamanya. Duduk dan perhatikan orang yang lewat.
“Ayah saya meninggal 10 hari yang lalu. Awalnya saya tidak tahu ke mana harus pergi untuk menghilangkan kesedihan saya, tapi saya naik kereta bandara dan datang ke sini. Ketika saya tiba, saya menyadari bahwa di sinilah tempat orang-orang mengucapkan selamat tinggal. Ayah dan anak berpelukan, ibu dan anak tertawa, ada yang menangis,” ujarnya.
“Saya mendapat pelajaran hidup dari perpisahan dan pertemuan di bandara, bahwa perpisahan dan reuni bisa terjadi dimana saja dan kapan saja. Dalam perjalanan penyembuhan ini, saya menyadari bahwa penyembuhan bisa dilakukan dengan teknik sederhana seperti membayangkan tempat di mana kenangan dan gairah berada. disimpan. Ini adalah kisah yang sangat emosional,’ katanya.
Usai duduk, Novia mengatakan tidak akan langsung pulang. Terbang ke Bandara Soekarno Hatta. Transfer dari Terminal 3 ke Terminal 2.
DetikTravel pun mencobanya. Stasiun favorit gratis dan gratis. Prosedur pengembaliannya sama setelah kedatangan. Wisatawan bisa naik kereta Kalayang menuju stasiun bandara. Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, pemudik harus membeli tiket di alat pemesanan tiket berwarna merah.
Pastikan tiket yang Anda beli sesuai dengan jadwal kereta yang diinginkan. Ditambah lagi, nongkrong di bandara memberi saya waktu. Terminal 3, terminal ini terkenal dengan desainnya yang modern dan fasilitasnya yang lengkap.
Wisatawan dapat duduk-duduk di salah satu lounge atau sekadar menikmati secangkir kopi di kafe. Tempat ini sangat ideal untuk menyaksikan pesawat lepas landas dan mendarat.
Jika Anda lapar, cobalah mengisi beberapa restoran. Bandara Soekarno Hatta memiliki beragam pilihan makanan yang dapat menemani traveler sehat, mulai dari jendela besar dengan pemandangan pesawat yang jelas hingga makanan lokal dan internasional. Salah satu tempat favorit banyak orang adalah ruang tunggu dengan pemandangan lereng. Duduklah di dekat jendela besar dan saksikan pesawat datang dan pergi.
Setelah puas menginap di bandara, pemudik bisa naik kereta bandara pulang. Pulang ke rumah bisa menjadi saat refleksi. Jika musafir masih terbebani saat berangkat, semoga hatinya lebih ringan saat pulang.
Saksikan video “Antusiasme Warga Terhadap Kunjungan Paus Fransiskus di Soetta” (fem/fem).