Jakarta –

Read More : Cara Dapat Tiket Gratis Indonesia Game Festival 2024, Digelar 6-8 Desember

Berdasarkan survei Institute for Economic and Financial Development (INDEF), mayoritas pengguna media sosial pesimistis apakah Presiden terpilih Prabowo Subianto mampu membayar utang era Joko Widodo (Jokowi). Ngomong-ngomong, pemerintah Indonesia punya utang sebesar 800 triliun rupiah yang harus dilunasi pada tahun 2025.

Menurut Direktur Pengembangan Big Data INDEF Eko Ristoyanto, 72,5% warganet pesimistis apakah Prabowo mampu melunasi utang warisan Jokowi. Eko menjelaskan, mereka melakukan survei X terhadap 18.977 pengguna media sosial.

“Ke depannya bagaimana? Saya kira netizen punya 18.000 akun dan 220.000 percakapan. Saya kira angka ini juga mengejutkan. 72,5 persen berpendapat utang ini bisa diselesaikan. Lima tahun ke depan langsung Pak Prabowo yang tangani,” Eko katanya dalam debat publik di Jakarta, Kamis (4/7/2024).

Pak Eko mengungkapkan, dengan kondisi seperti ini, netizen menilai kondisi keuangan Indonesia terlalu buruk. Jika hal ini terjadi, mereka kehilangan optimismenya.

Bahkan, Pak Eko, perbincangan di media sosial sampai membahas keruntuhan atau kebangkrutan negara. Hal ini didukung oleh alasan mengapa sebagian besar netizen menilai utang Indonesia akan terus meningkat dan tingkat suku bunga juga akan terus meningkat. Di sisi lain, defisit anggaran terus berlanjut.

“Faktanya, media sosial sudah membicarakan keruntuhan negara, menurut para peneliti, ini masih jauh, tapi ini penting karena bel destabilisasi sudah berbunyi, dan perekonomian sekarang, jadi standar kita adalah media sosial. , ” jelasnya.

Secara terpisah, Generasi Z juga aktif mengeluhkan utang yang semakin besar. Banyak yang menilai Jokowi telah mengingkari janjinya. Sebab, pada masa kampanye pemilu 2014, tujuan Jokowi adalah menurunkan rasio utang terhadap PDB secara bertahap. Faktanya, rasio utang terhadap PDB mencapai 40% pada era Jokowi. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan era Sushiro, Bambang, dan Yudhoyono yang hanya sebesar 24,7% PDB.

Di sisi lain, perkembangan Ibu Kota Negara (IKN) diyakini akan menambah beban utang Indonesia. Netizen mempertanyakan apakah proyek tersebut akan berhasil jika terus membebani utang negara.

“Sebenarnya dari segi rasio, IKN bukan yang terbesar dari segi utang, tapi ini membuat warganet khawatir karena kita tahu investornya tidak masuk, ya.” Tapi tidak banyak yang datang ke sana, kan?

Simak video “Jokowi Sebut Rasio Utang Indonesia Lebih Baik Dibanding Malaysia dan India”.

(hns/hns)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *