Jakarta –
Presiden baru terpilih Prabowo Subanto ingin meningkatkan rasio utang hingga 50 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Kali ini diungkapkan kakaknya Hashim Jojohadikusumo.
Hashim mengatakan, menaikkan rasio utang hingga 50 persen terhadap produk domestik bruto akan meningkatkan pendapatan pemerintah. Kebijakan ini dilakukan untuk mendanai program ambisius Prabowo, salah satunya makanan bergizi gratis.
“Idenya adalah untuk meningkatkan pendapatan dan menaikkan tingkat utang. Saya berbicara dengan Bank Dunia dan mereka berpendapat 50% adalah ukuran yang masuk akal,” kata Hashim kepada Financial Times di London, seperti dikutip Kamis (7/11/2024). ).
Jika benar, jumlah tersebut meningkat dari posisi utang saat ini sebesar 38,64% dan mendekati batas aman sebesar 60% PDB yang ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Menurut Hashim, bersama Jibran Rakabuming Raka yang terpilih menjadi wakil presiden, Prabowo mengatakan kebijakan tersebut tidak akan dilakukan sebelum meningkatkan penerimaan negara melalui pajak, cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dividen, royalti. , dll.
“Kami tidak ingin menambah tingkat utang tanpa meningkatkan pendapatan,” ujarnya.
Hashim adalah salah satu penasihat terdekat Prabowo dan akan memainkan peran berpengaruh ketika pemerintahan baru mulai menjabat pada Oktober 2024. Di sisi lain, ia merupakan pengusaha ternama Indonesia yang mengepalai Grup Arsari yang fokus di bidang pertambangan, pertanian, dan pertanian. hal-hal
Para ekonom telah memperingatkan bahwa peningkatan utang sebesar 50 persen akan mendorong defisit anggaran di atas 3 persen PDB. Hal ini juga bisa berdampak pada rupee yang melemah lebih dari 5 persen terhadap dolar AS pada tahun ini.
Meski Prabowo sendiri berencana membentuk Badan Pendapatan Negara (BPN) untuk meningkatkan pengumpulan pajak, para ekonom mengingatkan hal itu tidak akan mudah. Pemerintah juga mempertimbangkan pengurangan subsidi dan penjualan aset negara untuk meningkatkan pendapatan. Tonton video “Tambah Rp 100, Utang Negara Desember 2023 Rp 8.144” (Bantuan/Das)