Jakarta –
Read More : Prabowo Bakal Resmikan 65 Sekolah Rakyat Juli
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti meningkatnya risiko geopolitik dan melemahnya aktivitas perekonomian global. Menurut Ketua Dewan OJK Mahendra Siregar, pembangunan ekonomi mengalami kesenjangan antara negara-negara terpenting di dunia.
Perekonomian dan pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) lebih baik dari perkiraan, serta membaiknya permintaan domestik. Situasi serupa juga terjadi di Eropa yang tercermin dari membaiknya penjualan ritel, sementara sektor manufaktur masih tertekan.
Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada bulan ketiga masih menunjukkan perlambatan permintaan dan penawaran sehingga mendorong pemerintah dan bank sentral untuk terus memberikan berbagai insentif di Tiongkok,” ujarnya dalam konferensi pers RDK Oktober 2024. Jumat. (1/11/2024).
Mahendra juga menyoroti ketidakstabilan di Timur Tengah. Ia mengatakan, situasi ini menyebabkan harga komoditas safe-haven seperti emas naik tajam.
“Meningkatnya risiko geopolitik global juga menimbulkan tantangan terhadap prospek perekonomian ke depan. Ketidakstabilan di Timur Tengah telah menyebabkan kenaikan tajam harga komoditas yang dianggap sebagai safe haven, seperti emas,” kata Mahendra.
Perkembangan ini juga menyebabkan peningkatan premi risiko dan peningkatan imbal hasil di seluruh dunia, sehingga mendorong masuknya modal masuk dari negara-negara emerging dan berkembang, termasuk Indonesia. Namun perekonomian negara secara keseluruhan masih stabil.
“Inflasi inti tetap terjaga, dan neraca perdagangan akan mencatat surplus pada Juli 2024. Namun, penting untuk fokus pada PMI manufaktur atau PMI sektor yang terkontraksi dan pemulihan daya beli secara bertahap.” – dia menyimpulkan.
Tonton Video: Analisis Harga Emas
(datang / datang)