Jakarta –

Western -java -guvørn Dedi Muhulad mengatakan dia menghargai benda -benda wisata di daerah Puncak Bogori setelah flash, yang menghancurkan area pemotongan akhir pekan lalu. Kementerian Pariwisata (pasangan Kemen).

Tidak hanya tujuan wisata yang dikelola secara pribadi di daerah puncak, tetapi juga Dedi juga menghargai warisme BUMD -JAVA -JAVA Barat dan pariwisata pariwisata barat (Jaswita).

“Sejujurnya, ada Jaswita, yang membangun fasilitas rekreasi berdasarkan informasi Bogor Regent, salah satu petani, kubus atau nama apa pun, kemudian jatuh ke sungai dan menyumbat dan mendapatkan luapan dan mendapatkan air yang meluap,” kata Dedi Western -see DPRD gedung di Bandung (3/3/2025).

Selain benda -benda wisata, villa, yang dibangun di daerah puncak, juga dianggap sebagai beban tanah dan tidak menanggapi pengangkatan mereka.

Fadjar Utomo, para ahli dari Kementerian Pariwisata, mengatakan bahwa pengembangan lisensi untuk pariwisata adalah pembagian dan kekuatan yang jelas. Dia mengatakan ada prinsip -prinsip untuk mencari tahu tentang pengembangan pariwisata.

“Yang pertama di bawah hukum pemerintah daerah adalah pariwisata pada saat yang sama memilih pertanyaan. Jadi ada departemen pemerintah,” kata Fadjar Utomo, staf Kementerian Pariwisata Kementerian Manajemen Krisis.

Pemerintah kontemporer yang dikutip dari DetikNews dibagi menjadi pemerintah pusat, provinsi dan distrik/kota. Misalnya, masalah limbah ditinggalkan dengan pemerintah daerah untuk manajemen regional.

“Dengan cara ini, masalah pemerintah kontemporer sebenarnya ditransfer ke bidang -bidang seperti limbah, tanggung jawab pemerintah daerah. Ya, itu juga dibagi menjadi lisensi bisnis berbasis risiko. Ketika datang ke lisensi perusahaan tentang lisensi risiko rendah dan menengah, itu ada di distrik atau pemerintah kota,” katanya.

“Dan risiko tinggi ada di pemerintahan provinsi, dan risiko tinggi kewirausahaan adalah otoritas lisensi dan PMA (investor asing) adalah otoritas lisensi di pemerintah pusat melalui kami,” tambahnya.

Sementara itu, yang terkait dengan kepemimpinan spasial, otoritas dipindahkan ke pemerintah daerah. Ada dasar yang jelas dan distribusi bagaimana para pemimpin regional memiliki wewenang untuk mengatur perencanaan tata ruang regional.

“Tentu saja, menurut KLI (klasifikasi standar Indonesia), kementerian disesuaikan untuk mendukung kementerian. Nah, kali ini jelas merupakan pertanyaan yang harus diperhitungkan dalam pengembangan wisatawan apa pun untuk selalu merujuk pada perencanaan spasial, perencanaan spasial,” katanya.

“Untuk perencanaan tata ruang adalah perencanaan di distrik tersebut, kemudian di provinsi dan nasional. Ya, tentu saja, pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengeluarkan atau mengatur peraturan spasialnya,” kata Fadjar.

Nah, ada rencana penilaian wisata Gubernur Dedi Puncak, Fadjar mengatakan langkah itu tentu saja otoritas gubernur.

“Jika gubernur -java barat membuat penilaian, ya, itu sejalan dengan otoritasnya sebagai pemimpin regional dan tentu akan berkoordinasi dengan pemerintah Kabupaten dan pemerintah kota di bawahnya,” kata Fadjar. Tonton video “Video: In Deconds Hibisc Fantasy Demolition in Puncak Bogor” (Sym/Five)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *