Jakarta –
Read More : Archive Instagram Akan Dihapus, Ini Cara Amankan Video dan Foto Kamu
Google memecat 28 pekerja yang ikut serta dalam protes terkait kesepakatan Google dengan Israel.
Menurut detikINET, dilansir The Verge, penembakan itu terjadi melalui memo internal, usai penembakan terhadap sembilan karyawan yang kemudian ditangkap polisi.
Demonstrasi tersebut diselenggarakan oleh para pekerja untuk memprotes kontrak Google dengan Israel untuk mengembangkan proyek Nimbus. Proyek ini termasuk Amazon, yang bernilai 1,2 miliar dolar.
Saat aksi protes, banyak juga karyawan Google yang menduduki kantor CEO Google Cloud, Thomas Kurian, hingga akhirnya ditangkap pihak berwajib.
Maret lalu, Google juga memecat seorang karyawan yang keberatan dengan kontrak dengan Israel saat Google mempresentasikan proyeknya di Israel.
“Perilaku seperti ini tidak mendapat tempat di tempat kerja kami dan kami tidak akan menoleransinya,” Chris Rackow, direktur keamanan global Google, menulis dalam sebuah pernyataan.
“Sebagian besar karyawan kami melakukan hal-hal baik. Jika Anda salah satu dari sedikit yang berpikir kami akan mengabaikan perilaku ilegal, pikirkan lagi,” tambahnya.
Seperti disebutkan sebelumnya, Project Nimbus menjadi sasaran protes, dan telah terjadi selama bertahun-tahun. Beberapa karyawan Google juga mendirikan No Tech Apartheid pada tahun 2021.
Proyek Nimbus melibatkan Google dan Amazon, yang bersama-sama menyediakan infrastruktur dan layanan komputasi awan ke berbagai lembaga pemerintah Israel, termasuk Pasukan Pertahanan Israel. Padahal Google dan Amazon sebelumnya telah melarang penggunaan teknologi ini untuk keperluan militer dalam kontrak mereka. Tonton video “Ketika Google dituduh mengakhiri kontrak cloud-nya dengan Israel” (asj/afr)