Jakarta –
Di antara berbagai fitur dan produk AI yang dipamerkan Google di Google I/O 2024, ada satu fitur keamanan AI yang turut dipamerkan.
Fitur yang dimaksud adalah SynthID yang dapat mengidentifikasi dan memecahkan kode video yang dihasilkan AI. Demis Hassabis, CEO Google DeepMind memperkenalkan fitur baru ini dalam pidato utamanya.
SynthID sebenarnya pertama kali diperkenalkan pada Agustus 2023, dan peran awalnya adalah memberi tag dengan memberi watermark pada gambar yang dihasilkan oleh AI. Watermark ini bisa disebut transparan karena tidak terlihat oleh manusia, namun dapat dideteksi oleh sistem.
Namun kini kemampuannya telah diperluas untuk menandai konten buatan AI dalam bentuk video dan teks.
Metode watermarking yang digunakan berbeda dengan protokol serupa seperti C2PA yang memberikan watermark berupa metadata terenkripsi pada konten yang dihasilkan AI, seperti dikutip detikINET dari The Verge, Jumat (17/5/2024).
Selain memberi watermark pada video, SynthID juga dapat memberi watermark pada musik yang diproduksi oleh model Lyria milik DeepMind. Disebut istimewa karena watermark ini dibuat dalam bentuk suara namun tidak dapat didengar oleh manusia.
SynthID hanyalah salah satu dari beberapa perlindungan yang dikembangkan untuk melindungi AI dari penyalahgunaan. Pentingnya pemberian watermarking pada konten AI semakin meningkat karena penyalahgunaan semakin banyak terjadi.
Selama ini konten AI telah digunakan untuk berbagai jenis kejahatan, seperti menyebarkan informasi palsu terkait politik, mencemarkan nama baik orang lain dengan menyebarkan rekaman suara palsu, bahkan menggunakannya untuk membuat video porno.
Banyak sekali teknologi baru yang dipamerkan Google di I/O 2024, namun semua yang mereka tunjukkan berkaitan dengan kecerdasan buatan. Faktanya, Android 15 bahkan tidak mendapat tempat di keynote I/O 2024 pada hari pertama. Meskipun pembaruan Android biasanya mendapat tempat sentral dalam evaluasi I/O utama dari tahun ke tahun.
Tonton video “Pendekatan kecerdasan buatan Google terhadap elemen budaya dunia” (asj/rns)