Jakarta –

Selama Hari Perawatan Limbah Nasional 2025 (HPSN), Deutsche Gesellschaft für International Zusammenarbeit GmbH (Giz) Indonesia dan Unilever Indonesia, kolaborasi dengan Kementerian Indonesia (LH). Tiga partai resmi telah meluncurkan perusahaan pengelolaan limbah lokal (Sule-WM) yang memperluas proyek bekerja sama dengan EcoxzTem dan Greensor Foundation Foundation Foundation.

Kolaborasi ini bekerja sama dengan 5 perusahaan pengelolaan limbah lokal yang tersebar di 5 wilayah Indonesia, yaitu Medan, wilayah khusus Yogyakarta (DIY), Java Central, Bali, Surabaya dan Jakarta. Proyek Sule-WM bertujuan untuk mengembangkan tingkat aktivitas pengelolaan limbah lokal untuk menciptakan lebih banyak peluang kerja melalui inovasi, memperkuat kapasitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak yang berkepentingan.

Kepala lingkungan divisi dan keberlanjutan Unilever Indonesia Maya Tamimi mengatakan bahwa ada empat masalah berkelanjutan yang dilakukan di seluruh dunia, yaitu iklim, alami, plastik dan cara hidup.

Di pilar plastik, Unilever memiliki perhatian yang kuat di mana di kemudian hari pada tahun 2025, perusahaan akan mengurangi penggunaan plastik baru. Ini untuk mempercepat penggunaan plastik daur ulang, untuk meningkatkan daur ulang/daur ulang untuk mengemas dan mengumpulkan dan memproses lebih banyak kemasan plastik daripada menjual produk. Dalam mencapai tujuan-tujuan ini, Unilever adalah mitra dengan banyak bagian, termasuk saat ini melalui proyek Suule-WM.

“Kami percaya bahwa kolaborasi partai-partai yang berbeda, termasuk sektor UMKM memainkan peran penting dalam pengelolaan limbah, termasuk plastik. Proyek Sule-WM adalah bagian dari upaya kami untuk membangun ekosistem pengelolaan limbah yang lebih inklusif, di mana inovasi lokal dapat berkembang dan memiliki dampak signifikan pada masyarakat,” kata Maya, dalam pernyataan tertulis (2/17/2025).

“Kami optimis bahwa, dengan kolaborasi yang erat, kami dapat membuat perubahan positif pada skala yang lebih besar untuk lingkungan yang lebih ramah dan tahan lama,” tambahnya.

Selama bertahun -tahun, Unilever Indonesia telah melakukan berbagai inisiatif hulu untuk mengatasi masalah plastik, dari inovasi desain hingga upaya untuk mengumpulkan dan memproses limbah kemasan plastik. Selain itu, Unilever Indonesia telah mengumpulkan dan memproses lebih banyak plastik daripada yang digunakan untuk menjual produknya.

Pada tahun 2024, Unilever Indonesia berhasil mengumpulkan dan memproses 90.000 ton 2 skema utama, yaitu 40.000 ton dari upaya, membantu jaringan daur ulang di tempat sampah, TPS3R dan Pelapak dan 50.000 ton dari limbah hingga upaya energi, menolak untuk diturunkan dari bahan bakar (RDF)

Koordinator sementara dari Direktorat untuk Pengurangan Limbah dan Pengembangan Ekonomi Lingkaran Badan Kementerian Lingkungan Hidup (BPPL), Wistinovian Adnin, menghargai kolaborasi antara Unilever Indonesia dan Giz Indonesia. Melalui proyek ini, hingga 3.000 ton limbah plastik ditargetkan untuk dikumpulkan, sehingga mereka dapat menghasilkan 5.070 ton setara CO2.

“Pemerintah Sensiri Telah Megeluarkan Kebijakan-Kebijakan Dalam Tngelolaan Sampah Yang Tentunya Anggota Dukungan Dan Partisipasi Aktif Dari Sisi Ke Hilir Melalui Kerja Sama Dan Kolaborasi Sebingga. Dapanka Dampingga.

Proyek Suule-WM akan memakan waktu 21 bulan dan terdiri dari beberapa fase program. Pertama -tama, evaluasi perlunya 5 perusahaan pengelolaan limbah lokal, yaitu Asosiasi Jaya Arta (Medan), Persada Langgeng Makmur (Di Yogyakarta dan Jawa Tengah), Bali Recycle Center (Bali), Lohjinawi Logistics (Surabaya) dan Azzahra multi solusindo (J di JaSt Southas.

Selain itu, fase pendampingan dan pitching untuk memilih 3 perusahaan terbaik untuk melanjutkan hingga fase berikutnya, yaitu implementasi tentang dampak pada pameran dan kecocokan bisnis di akhir program.

Penasihat Pengembangan Sektor Swasta & Koordinator Proyek untuk Kemitraan Publik-Swasta (Pengembang) Giz Indonesia, Asean & Timor-Leste, Andy Panjaitan mengatakan “salah satu tantangan terbesar dalam manajemen adalah bagaimana mengubah paradigma masyarakat dan bisnis bisnis untuk menyia-nyiakan sumber daya.

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *