Jakarta –

Read More : Posisi Berdiri dengan Satu Kaki Bisa Tunjukkan Potensi Umur Panjang, Ini Risetnya

Kaum muda di Jepang mulai memilih untuk tidak terlalu ambisius dalam mengejar karir mereka. Seperti yang Anda ketahui sebelumnya “Kerja keras” di Jepang cukup tinggi hingga menyebabkan kematian. Istilah yang umum digunakan untuk kondisi ini adalah karoshi.

Budaya kerja sangat brutal. Ini memakan waktu berjam-jam. Ada pesta minum dan hierarki yang ketat.

Pasca merebaknya virus COVID-19 Sikap di kalangan pekerja muda juga mengalami perubahan. Saat ini, hanya 30% generasi muda Jepang yang menganggap penting untuk memajukan karir mereka di sebuah perusahaan. Menurut survei terbaru yang dilakukan oleh lembaga penelitian Jepang, bagi mereka, kepuasan kerja dan kebahagiaan bekerja dengan orang lain adalah yang utama.

Data pemerintah menunjukkan bahwa proporsi pekerja yang bekerja lebih dari 60 jam seminggu pada tahun 2022 akan mencapai 9 persen, turun setengahnya dibandingkan dua dekade lalu.

Namun, seorang pekerja muda mengatakan kepada CNA bahwa meskipun ia ingin memprioritaskan keseimbangan kehidupan kerja, Namun masih sulit baginya untuk mencapai tujuan tersebut di hari biasa.

Yuki Sato, yang bekerja sebagai humas di Kao Company. Perusahaan barang konsumen raksasa Jepang Katanya dia bekerja ekstra jam hingga dua setengah jam setiap hari.

“Saya pulang kerja. Aku lelah jadi aku tidur. Biasanya seperti itu,” aku pemain berusia 24 tahun itu.

Sato akan lulus pada tahun 2022 saat dunia pulih dari pandemi. Hal ini membuat generasinya takut akan betapa tidak menentunya kehidupan.

“Tiba-tiba kami tidak diperbolehkan melakukan apa pun. Gajinya tidak lagi datang. Beberapa hal mungkin berantakan. stabilitas hilang Upah bisa turun dan kemudian naik. Harga bisa turun lalu naik,” ujarnya.

Pandemi ini juga telah mengubah aspek utama budaya perusahaan Jepang: kebiasaan minum setelah jam kerja.

Penutupan bar selama wabah virus corona telah mempercepat peralihan menuju kesadaran. Hal ini terutama berlaku di kalangan pekerja muda yang menginginkan kualitas hidup dan tidak ragu-ragu dalam menetapkan batasan.

Sato kini lebih banyak bersosialisasi dengan rekan kerjanya saat makan siang. dan mengatakan dia menikmati platform untuk berkumpul dengan mereka pada saat yang bersamaan. dengan berkembangnya keterampilannya

“Kami ingin bersenang-senang sekarang. Lakukan apa yang ingin kami lakukan sekarang,” tambahnya. “Diversifikasi Gaya Hidup” Tonton Video “Para Ahli Mengatakan Meningkatnya Infeksi Radang A di Jepang Tidak Akan Menyebabkan Pandemi” (naf/kna)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *