Domarta –
Garuda Indonesia secara resmi menjalankan fase dan keberangkatan penerbangan HADJ 1446 H/2025 AD pada hari Jumat (2/5/2025). Secara total, 4.158 peziarah potensial dari lima mata ke Tanah Suci.
Peziarah potensial yang ditinggalkan melalui 11 (sebelas) kelompok terbang (kelompok) dalam total 90.203 peziarah yang akan pergi di musim HADJ 2025.
Kepergian pada hari pertama operasi udara haji hari ini terjadi dengan 5 (lima) keberadaan, yaitu solo (1440 peziarah), Jakarta (1179 jamaah), Ujung Parat (786 penyembah), Lombok (393 penyembah) dan Medan (360 penyembah).
Seluruh layanan penerbangan untuk jemaat akan diangkut menggunakan 13 armada Garuda Indonesia lebar.
Di musim ziarah tahun ini, Garuda Indonesia juga mengirim 730 peziarah yang akan melayani di Tanah Suci, yang dibagi menjadi 246 kelompok terbang (kelompok) dan berangkat dari 7 (tujuh) yang datang, yaitu Aceh, Medan, Jakarta, Solo, Balikpapan, Makassar dan Lombok.
Semua peziarah potensial akan secara bertahap terbang ke Tanah Suci dari 2 Mei hingga 31 Mei 2025. Pada tahap keberangkatan, untuk Medina pada 2-16 Mei 2025, dan kemudian penerbangan ke Jeddah pada 17-31 Mei 2025.
Tahun ini, fase perdana perjalanan ziarah dimulai dengan penerbangan GA-5101 dengan 386 peziarah di masa depan dari Lombok Group I, direncanakan untuk Bandara Internasional Lombok pada pukul 01.15, dan akan mencapai Pangeran Mohammad Bin Abdulaziza Internasional Bandara Internasional, Madinah selama lokal.
Direktur Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia adalah masalah Garuda Indonesia untuk kembali ke layanan peziarah Indonesia di musim ziarah tahun ini. Dengan pengalaman selama tujuh dekade atau dari tahun 1955, Garuda Indonesia konsisten untuk menyajikan layanan udara HADJ terbaik untuk semua penyembah.
“Sebagai salah satu negara dengan komunitas Muslim terbesar di dunia, kami memahami bahwa ziarah adalah kultus dari mana komunitas Muslim Indonesia menunggu.
Dalam operasi ziarah tahun ini ada lebih dari 25.000 peziarah yang lebih tua dalam waktu 65 tahun (atau 28,4% dari total jemaat) yang dilayani oleh Garuda Indonesia. Itulah sebabnya Garuda Indonesia juga berfokus pada upaya untuk mengoptimalkan layanan untuk semua peziarah potensial, termasuk presentasi layanan yang ramah kepada orang tua, baik dalam prosedur sebelum penerbangan dan dari penerbangan.
Banyak perangkat yang dioperasikan pada penerbangan termasuk 30 kursi roda di setiap tarikan, 2 Ambia di Jakarta dan Solo, sebuah bus jemaat yang dilengkapi dengan toilet, dek prioritas dan pengiriman, layanan bagasi khusus, mobil kereta di Bandara Internasional King Abdulaziz.
Selain itu, untuk memaksimalkan kenyamanan yang lebih besar bagi penumpang, Garuda Indonesia juga menyediakan selimut, set pertolongan pertama, peralatan penyelamatan untuk staf di papan untuk petugas tanah untuk membantu memenuhi kebutuhan peziarah saat bepergian.
“Selain mengoptimalkan berbagai aspek layanan, operasional dan keamanan, kami saat ini masih memperkuat koordinasi dengan banyak pihak yang berkepentingan di silang -konstor untuk memastikan kelancaran operasi penerbangan baik dalam fase keberangkatan dan pengembalian,” katanya.
“Ini sejalan dengan keterlibatan Garuda Indonesia untuk menghadirkan layanan terbaik di titik kontak Hadj Pilgrims untuk memastikan aspek keamanan dan kenyamanan bagi para peziarah dalam melakukan ibadat mereka,” kata Wamildan.
Lihat video “Ban Pesawat Viral yang Menyamar Selama Pendaratan, Ini adalah Penjelasan Garuda” (BNL/FEM)