Jaket – Paus di media sosial baru -baru ini menekankan keberadaan infeksi mikro -plastik pada lima kantong teh Indonesia. Dikatakan bahwa kantong teh mikro -plastik dipisahkan dari kemasan, keduanya dimasak pada suhu 95 ° C dalam air panas dan ketika teh hanya dicampur dengan panas yang sama.
Para peneliti menyarankan produsen untuk mengubah paket kantong teh, yang awalnya menggunakan tas, dimasak secara langsung dan kembali ke jalan tua. Komunitas kemudian dapat menggunakan stainless steel, ceret untuk menikmati orang mati.
Ada kecemasan mikro -plastik yang memasuki tubuh dapat dilakukan pada berbagai organ termasuk otot, hati, ginjal, jantung, otak.
Koordinator Public Relations Public (BPOM RI) Rosmalasari yang lama sendiri mengatakan bahwa timnya masih menyelidiki laporan tersebut.
“Kami masih mencari dan kami tidak dapat memberikan jawaban,” kata Kamis (27/2025) saat menghubungi AFP.
Di masa lalu, BPOM menanggapi berita serupa pada 20 2016. Pada waktu itu, BPOM menjelaskan dalam siaran pers bahwa kantong teh yang terbuat dari kertas dan plastik dapat berupa jenis kerajinan yang dilapisi dengan plastik plastik.
Ini bekerja dengan infeksi plastik. BPOM RI telah mengklaim bahwa poligon yang digunakan sebagai fungsi perekat tidak larut pada suhu panas. Dapat dilihat apakah tasnya tidak terbuka saat memasak dalam air panas.
Selain kantong kertas, ada nilon, kantong teh plastik (PET) atau asam polyisatean (PLA). Diduga bahwa BPOM telah dievaluasi dengan ketahanan pangan dengan evaluasi pengemasan meja teh.
“Untuk evaluasi perlindungan kantong teh, kertas dan plastik harus mengisi perbatasan imigrasi.”
BPOM berjanji bahwa produk perbaikan teh yang dicatat di POM Agency telah memenuhi perlindungan makanan dengan evaluasi pengemasan, dalam hal ini kantong teh. BPOMO juga memastikan bahwa beberapa produk dipantau yang mungkin tidak akan memenuhi persyaratan.
Tonton video “Video: Pelajari tentang 2 jenis mikro -plastik di lingkungan sehari -hari” (NAF/UP)