Yogyakarta –

Festival Bhumi Mandala merupakan bagian dari rangkaian Festival Perdamaian dan Sejahtera Borobudur. Acara yang digelar di Candi Ngawen berlangsung mengesankan.

Festival ini hadir sebagai harapan untuk mendongkrak potensi budaya dan pariwisata setempat. Sedangkan Festival Perdamaian dan Kemakmuran Borobudur merupakan acara tahunan yang mengundang organisasi dan tokoh penting untuk berkunjung ke kawasan Candi Borobudur.

Oleh karena itu, tujuannya adalah untuk meningkatkan persatuan, harmoni dan perdamaian melalui praktik budaya dan kemanusiaan terhadap manusia dan lingkungan alam.

“Visi kami adalah Candi Borobudur sebagai pusat festival dan tujuan utama umat Buddha dalam perayaan Waisak dan BPF sebagai landasan tujuan nusantara untuk memajukan perdamaian, persatuan dan kesejahteraan dalam keberagaman,” kata Jeffry Yunus, Presiden Candi Borobudur. Panitia Acara.

Pemilihan Candi Ngawen sebagai lokasi juga untuk menunjukkan candi-candi yang ada di kawasan Candi Borobudur. Masuki acara berkumpulnya masyarakat untuk merayakan kegembiraan dan hasil panen padi melalui Sego Carnival.

“Kami ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Candi Ngawen ini juga merupakan bagian dari perjalanan budaya yang memiliki potensi yang sama dengan Candi Borobudur,” kata Ricky Surya Prakasa, CEO Mekah, saat ditemui detikTravel, Kamis (23/5/2024). . ).

Festival Mandala Bumi diawali dengan Tari Topeng Ireng Putra Kawedan SD Negeri Ngawen 1. Kemudian Sego memulai karnaval yang diikuti oleh desa-desa setempat, seperti Jettis, Kemiriombo, Clapar, Nganten, Ngawen dan Kolokendang.

Puncak acara adalah doa perdamaian dan kesejahteraan yang dipimpin secara bergantian oleh perwakilan pemuka enam agama besar di Indonesia. Kemudian dilanjutkan dengan penampilan Tari Kisah Raja Kubera, Legenda Candi Ngawen dan Tari Vesantara.

Rangkaian Festival Bhumi Mandala tahun ini sedikit berbeda dengan Festival Payung Pusaka. Proses mencuci pot lima warna dengan air murni. Kelima warna tersebut melambangkan lima kebijaksanaan batin yang menyatu dengan bumi dan air sebagai satu kesatuan yang utuh.

“Menjadi puncak BPF sebagai unit internal. Bedanya dengan tahun lalu, terdapat 5 warna sebagai simbol dari 5 keterampilan internal, kemudian diputuskan untuk menyatu dengan tanah sebagai bagian internal unit,” ujar Ricky Surya Prakasa, Presiden . Direktur Meccaya sebagai sponsor acara tersebut.

Acara tersebut juga dihadiri oleh sejumlah tamu undangan, mulai dari pemimpin agama Budha Kathok Situ Rinpoche, Tulku Yongdzin Rinpoche, dan Tulku Ngawang Jugdrel Rinpoche.

Turut hadir perwakilan Raja-Raja Nusantara dari Kartasura, para duta besar, perwakilan UNICEF, keluarga besar PT Meccaya, P31, MUNI, PT TWC, Injourney, Forkopimda Kabupaten Magelang, serta perwakilan seluruh perwakilan agama.

Festival ini juga menggandeng warga sekitar dengan menyediakan lapak gratis bagi UMKM untuk berjualan. Stand ini menampilkan makanan khas setempat serta makanan ringan untuk menarik minat masyarakat.

Ada pula Festival Layang-Layang Muntilan yang diadakan oleh generasi muda dan anak-anak di lapangan seberang Candi Ngawen. Saksikan video “Libur Panjang, Wisatawan Berbondong-bondong ke Malioboro” (wsw/wsw)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *