Batavia –

Pada Kamis (29/8/2024), pengemudi dan kurir taksi online (ojol) melalui Jabadetabek menggelar aksi unjuk rasa di kawasan berkuda, Monumen Nasional (Monas). Salah satu syarat utamanya adalah pengaturan drop.

Driver tersebut berasal dari beberapa perusahaan antara lain Gojek, Grab, Maxim, dan Shopee. Ini fakta dari Demonstrasi 1. Equal Sweep

Sebelum demonstrasi dimulai, pengunjuk rasa mencegat dan membubarkan pengemudi yang melewati area sekitar patung kuda. Selanjutnya, mereka akan mengajak sang pengemudi untuk menjadi peserta aksi. Jika hal ini tidak memungkinkan, minta dia untuk membalik bajunya atau membuangnya. Ini adalah bentuk solidaritas.

“Mereka depresi untuk mengundang mereka ke tempat mereka. Jika tidak mau, minta dikembalikan atributnya. Sebagai tanda hormat (keluar) kata Farid, salah satu pengendara sepeda motor. Sopir taksi yang ikut demo menemui detikcom di lokasi.

Jawaban para pengemudi berbeda-beda. Ada yang ikut olok-olok, lalu membalik bajunya ke luar. Pertemuan tersebut agak ricuh karena ada pemimpin yang merespons negatif karena merasakan tekanan dari massa. Keluhan tentang Pemotongan Operator

Saat demo, sejumlah pengemudi mengeluhkan keistimewaan tarif aplikator yang mencapai 30%. Persentase tersebut konon meningkat cukup besar sejak awal beroperasinya ojol di Indonesia.

“Dulu 10%, lalu tahun 2018 meningkat menjadi 20%. Perlahan-lahan itu tumbuh kembali. Sekarang total pengurangannya sekitar 30%,” kata salah satu pengemudi ojol Jay saat ditemui massa aksi.

Menurut dia, pemotongan di sini semakin banyak karena dari total jatah yang diterima pengemudi, pendapatan dari ojek hanya sekitar 70%. Hal ini belum dibarengi dengan fasilitas tambahan lain seperti derek atau derek goceng, sehingga semakin kecil kemungkinan pengemudi untuk kembali.

Begitu pula dengan Yunus. Saat pertama kali menjadi pengemudi pada tahun 2016, ia mampu memperoleh penghasilan kotor sebesar Rp 700.000 per hari. Namun kondisinya sangat berbeda.

“Hari itu bisa dapat Rp 700.000. Dulu kami bisa untung 200.000 rupiah,” kata Yona saat ditemui detikcom di kawasan Casablanca.

Bahkan, kata dia, kini pecahan Rp ratusan ribu pun bisa mendatangkan rasa syukur yang luar biasa jika bisa diterima dalam satu hari. “Maksimal per hari Rp 200.000. Minimal bisa Rp 60.000-70.000. Itu kotor. Pokoknya Rp 100.000 sekarang kita bawa pulang, alhamdulillah,” imbuhnya.3. Sangat mudah untuk mengeluh tentang pengguna yang menonaktifkan akun

Selain mengatasi masalah tersebut, beberapa driver ojol juga menyuarakan kekhawatirannya mengenai cara untuk menangguhkan atau menonaktifkan driver ojol. Pengemudi Ojol Nurhayati mengapresiasi tingkat suspensi yang dibuat operator cukup “mudah”. Faktanya, terkadang itu bukan salah pemainnya.

“Misalnya di hari yang sama kita membawa 8 barang. Lalu satu meja, karena besar, 7 kg, dan produknya 50 kg. Ada batasan maksimal 20 kg.

“Iya kita pecahkan karena 50kg masuk ke GI. Berat tentunya, tapi kalau rusak akhirnya gantung.”

Hal serupa juga bisa terjadi jika pengemudi tidak menggunakan atribut. Noorhayati mengatakan penumpang juga sering melaporkan masalah ini. Akhirnya driver yang bersangkutan tidak dapat lagi menggunakan aplikasi tersebut.4. Minta pemerintah melakukan intervensi tarif

Kepala Bagian Hukum Koalisi Nasional Ojol (KON), Mohammad Rahman Tohir mengatakan, petugas bea cukai merasa keberatan dengan pihaknya. Mereka berharap pemerintah dapat ikut ambil bagian dalam menyelesaikan masalah ini melalui Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 1 Tahun 2012 tentang Pengecualian Formula Jasa Kurir Komersial.

Adapun pada ayat 5 Pasal 1 Kepmenkominfo tersebut, pemerintah tidak ikut serta dalam penetapan tarif jasa komersial. Sebab, tarifnya dibiarkan di pasaran, untuk masing-masing tim.

“Pemerintah tidak mematok harga untuk usaha pos yang mahal. Dampaknya, kata teman-teman, aplikasi bersaing harga, sehingga mewabah persaingan yang merugikan mitra. Ini yang kita tuntut,” kata Rahman; berlangsung di lokasi demonstrasi.5. Saya berjanji akan membayar Ojol tersebut dalam 2 minggu

Menanggapi ulah ojol tersebut, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengundang 8 perwakilan KON untuk audiensi dengan Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Angga Raka Prabowo.

Setelah itu, Kominfo juga mengutus Dirjen Pos dan Menteri Informatika Gunawan Hutagalung untuk menangani mesin tersebut dan menjawab pertanyaan massa.

“Saya sekarang mewakili Raja Muda, bertemu dengan teman-teman dan mengatur bagaimana cara mendapatkan pembayaran ini secepatnya dan permintaan itu diterima,” kata Gunavan saat demonstrasi di lokasi.

Gunawan pun meminta partainya segera menggelar pertemuan bersama dengan seluruh anggota Oyol untuk membahas segala tuntutan yang dilontarkan para pengunjuk rasa.

“Kami juga akan secepatnya melakukan pertemuan dengan seluruh pemohon untuk membahas tuntutan anggota kami. Wamen sudah mendengar dan Wamen merupakan solusi terbaik dan seadil-adilnya bagi anggota kami, termasuk terkait tarif yang berlaku,” katanya. menjelaskan.

Menanggapi jawaban Gunava, Perwakilan Ojol Andi Cristianto menambahkan, berdasarkan hasil perdebatan, ia sepakat masalah ini harus diselesaikan setidaknya dalam 2 minggu.

“Jika kami tidak membuat kemajuan dalam 2 minggu, jangan buang kata-kata, kami akan kembali lagi. Tapi usaha mereka harus kita hargai, selesaikan waktunya, rencanakan dan kita tunda.

Namun jika dalam 1 minggu tidak ada perkembangan, pengemudi ojek diminta menonaktifkan aplikasi ojol Kominfo minimal 3 hari. Itu adalah bentuk protes melalui oyolas.

(sst/hns)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *