Jakarta –
Rusia marah karena EUR 1,4 miliar atau USD 1,5 miliar sekitar Rp 24,3 triliun (kurs Rp 16.254) telah dicuri oleh Uni Eropa. Menurut kabar, aset Rusia yang dibekukan digunakan untuk mendukung tentara Ukraina, salah satunya untuk pembelian senjata.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pihaknya bersiap merespons dengan tindakan hukum, yang diyakini juga melanggar hukum internasional.
Pencurian seperti itu tidak bisa diterima. Uang ini pada dasarnya tidak hanya dicuri, tapi juga digunakan untuk membeli senjata, ujarnya kepada Reuters, Kamis (25 Juli 2024).
“Yang pasti kami akan mencari peluang untuk membawa tanggung jawab hukum terhadap orang-orang yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan keputusan. Karena ini merupakan pelanggaran langsung terhadap hukum internasional, dan merupakan pelanggaran hak milik.” dia menyimpulkan.
Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyatakan akan merespons dengan tegas cara Eropa menggunakan pendapatan dari aset Rusia.
Seperti diketahui, Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Barat memutuskan untuk membekukan aset Rusia. Pembekuan tersebut terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina pada tahun 2022. Nilai dana yang dibekukan mencapai 300 miliar dolar.
Negara-negara Uni Eropa menerima bunga yang diperoleh dari aset yang dibekukan.
Aset yang dibekukan pada dasarnya adalah obligasi dan jenis sekuritas lain yang diinvestasikan dan dimasukkan ke dalam dana UE oleh bank sentral Rusia. UE memperkirakan aset-aset ini akan menghasilkan pendapatan antara USD 16 miliar hingga USD 22 miliar pada tahun 2027.
Tonton “Boom! Detik-detik ledakan bom mobil di Moskow:
(memiliki/gambar)